Bisnis.com, JAKARTA – RHB Sekuritas Indonesia mempertahankan rekomendasi beli (buy) untuk emiten konstruksi pelat merah PT Adhi Karya (Persero) Tbk seiring dengan potensi penerimaan dari tender proyek perkeretaapian di masa depan.
Analis RHB Sekuritas Indonesia Andrey Wijaya dalam laporannya pada Rabu (2/9/2020) menyatakan, rating buy untuk emiten berkode saham ADHI tersebut tetap dipertahankan dengan target harga di kisaran Rp800 hingga Rp810.
Andrey menjelaskan, rekomendasi tersebut dipertahankan berdasarkan dengan potensi kontrak baru yang akan didapat ADHI, utamanya dari pembangunan proyek transportasi seperti Light Rail Transit (LRT).
ADHI baru saja menyelesaikan pemasangan u-shaped girder sepanjang 43,06 kilometer pada proyek LRT rute Cawang-Dukuh Atas.
Menurutnya, kesuksesan ADHI dalam pemasangan U-Shaped Girder tersebut akan memunculkan keunggulan tersendiri dibandingkan kontraktor-kontraktor lain dalam usaha memenangkan kontrak baru di masa depan.
“ADHI memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan pesaing lainnya seiring dengan rencana tender proyek MRT fase kedua yang akan dilanjutkan,” jelas Andrey.
Baca Juga
Adapun proyeksi margin keuntungan ADHI ditetapkan konservatif pada 0,3 persen berbanding dengan estimasi umum 1,9 persen.
Meski demikian, Andrey optimistis pemulihan kinerja ADHI akan berjalan lebih cepat seiring dengan proyek MRT fase kedua yang akan berjalan pada tahun ini akan kontrak baru pada tahun 2020 akan masuk dalam keuntungan tahun 2021.
“Selain itu, perusahaan juga mengembangkan proyek Transit Oriented Development (TOD) di sepanjang stasiun LRT yang ada. Hal ini akan menghasilkan arus kas yang stabil untuk dua hingga tiga tahun ke depan,” katanya.
Adapun konsorsium antara Adhi Karya dan perusahaan asal Jepang, Shimizu, memenangkan kontrak pembangunan MRT fase kedua senilai Rp4,5 triliun.
Namun, akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pembangunan terowongan sepanjang 2,8 kilometer dari Bundaran HI ke Harmoni terpaksa ditunda selama tiga bulan.
Beberapa hambatan yang dihadapi ADHI dalam proyek ini adalah transportasi untuk tenaga kerja asal Jepang dan pemberlakuan protokol kesehatan yang efektif karena proyek ini akan mempekerjakan lebih dari 2000 orang.
Target proyek yang awalnya ditargetkan rampung pada Desember 2024 itu pun diundur menjadi Maret 2025.
RHB Sekuritas juga memangkas proyeksi penerimaan ADHI untuk tahun 2020 hingga 2022 karena rendahnya nilai kontrak baru yang didapatkan perusahaan. Hingga semester I/2020, Adhi mengantongi nilai kontrak baru sebesar Rp3,7 triliun.
“Kami juga memperkirakan utilisasi pabrik dan alat-alat berat yang dimiliki perusahaan akan tetap rendah pada kuartal II/2020 karena pemberlakuan PSBB transisi di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Pulau Jawa,” imbuhnya