Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tren Belanja Modal Rendah Emiten Berpotensi Berlanjut Hingga 2021

Sebagian besar emiten memilih memangkas anggaran belanja modal pada tahun ini seiring dengan banyaknya ketidakpastian akibat pandemi Covid-19.
Layar elektronik menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (12/8/2020)./Bisnis-Abdurachman
Layar elektronik menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (12/8/2020)./Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Tren belanja modal yang rendah oleh emiten diyakini akan tetap bertahan hingga tahun depan seiring dengan banyaknya tantangan bisnis akibat pandemi Covid-19.

Untuk diketahui, mayoritas emiten kompak memangkas target alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) 2020 seiring dengan banyaknya tantangan bisnis akibat pandemi Covid-19.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Bisnis, pemangkasan capex dilakukan lintas sektor mulai dari emiten kelas teri hingga kelas kakap sekalipun. Di sektor konstruksi misalnya, PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) memangkas capex 2020 sekitar 46 persen dari semula sebesar Rp5,4 triliun menjadi Rp2,9 triliun.

Bahkan, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) memangkas panduannya hingga 80 persen dari target awal Rp11,5 triliun menjadi hanya sebesar Rp2,39 triliun.

Salah satu entitas usahanya, PT Wijaya Karya Beton (Persero) Tbk. (WTON) juga menurunkan capex tahun ini hingga 60 persen menjadi hanya Rp377,13 miliar, dari alokasi awal Rp948 miliar.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan akan terdapat banyak perusahaan tercatat yang mengkalkulasi ulang rencana bisnis hingga tahun depan, seiring dengan banyaknya ketidakpastian bisnis saat ini.

Dia menjelaskan perusahaan akan tetap ekspansif, hanya saja menyesuaikan dengan kondisi pasar dan permintaan. Contohnya, menargetkan membuka 5 toko baru tetapi ditunda menjadi 2 toko terlebih dahulu.

Dengan demikian, tren alokasi belanja modal lebih rendah daripada tahun-tahun sebelumnya akan berlanjut hingga tahun depan.

“Saat ini, langkah ekspansi perseroan cenderung mengurangi capex yang mungkin berlanjut ke kuartal I/2021. Perusahaan akan cenderung menunda ekspansinya dan lebih memilih optimalisasi aset ketimbang agresif dalam pengembangan bisnis,” papar Reza kepada Bisnis, Minggu (30/8/2020).

Dia menilai perusahaan di sektor industri yang terkait barang konsumsi, termasuk makanan dan minuman, telekomunikasi, dan farmasi, akan dapat mempertahankan rencana ekspansinya di tengah situasi saat ini.

Emiten seperti INDF, ICBP, UNVR, KLBF, INAF, KAEF, TLKM, dan EXCL diyakini menjadi sejumlah emiten yang mendapatkan keuntungan momentum melanjutkan ekspansi pada 2020.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Bobby Gafur Umar menilai bisnis usaha masih dibayangi ketidakpastian seiring dengan terus meningkatnya jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia.

Dia menjelaskan hanya beberapa sektor tertentu yang dapat tetap ekspansif di tengah situasi saat ini, seperti ritel modern dan sektor yang sangat terkait dengan teknologi.

“Namun, perusahaan secara umum cenderung menahan capex dan pasti semuanya sekarang juga sedang tahan napas. Semua bisnis kuncinya adalah [ditemukannya] vaksin Covid-19,” tutur Bobby kepada Bisnis, Minggu (30/8).

Dia menjelaskan perusahaan tercatat kini akan lebih mencermati risiko bisnis yang terukur, sehingga cenderung wait and see agar dapat tetap bertahan di tengah banyaknya tantangan akibat pandemi Covid-19.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper