Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Kata Sarana Menara Nusantara (TOWR) Soal Implementasi 5G

Jaringan 4G masih memiliki banyak ruang untuk berkembang seiring penetrasi internet di Indonesia terus meningkat, apalagi mayoritas pengguna internet di Indonesia mengakses melalui ponsel yang menggunakan jaringan nirkabel.
Seorang wanita mengoperasikan ponselnya di dekat logo teknologi 5G./REUTERS-Sergio Perez
Seorang wanita mengoperasikan ponselnya di dekat logo teknologi 5G./REUTERS-Sergio Perez

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten menara telekomunikasi PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) menilai implementasi 5G belum akan diterapkan dalam waktu dekat. Meskipun demikian, perseroan mengaku siap memenuhi kebutuhan penyewa untuk jaringan 5G.

Wakil Direktur Sarana Menara Nusantara Adam Ghifari mengatakan berdasarkan historis siklus telekomunikasi nirkabel (wireless) di Indonesia, peralihan teknologi jaringan terjadi sekitar 7 tahun sekali.

Sebagai contoh, jaringan 2G diiplementasikan di Indonesia sejak 2002 dan baru mulai beralih ke 3G pada 2009 hingga 2016, begitu pula dengan implementasi 4G mulai dilakukan pada 2017.

“Kami melihat tren tersebut akan ke sana [implementasi 5G], tapi menurut kami masih ada waktu 3-4 tahun lagi untuk 4G, meskipun 5G sekarang sudah mulai disiapkan pemerintah,” katanya dalam paparan publik, Rabu (26/8/2020)

Di satu sisi, dia melihat saat ini perilaku masyarakat ke a ah digitalisasi semakin kuat, terutama dengan adanya pandemi. Sebagai contoh adalah penggunaan layanan video streaming dan e-commerce yang kini telah jadi bagian hidup masyarakat.

“Termasuk di pasar modal juga, terutama dari investor ritel yang sekarang makin banyak bertransaksi jual beli menggunakan aplikasi atau layanan online,” imbuhnya.

Di sisi lain, Adam menilai jaringan 4G masih memiliki banyak ruang untuk berkembang seiring penetrasi internet di Indonesia terus meningkat, apalagi mayoritas pengguna internet di Indonesia mengakses melalui ponsel yang menggunakan jaringan nirkabel.

Menurutnya, ada kesesuaian dengan bisnis utama perseroan yang menyewakan menara, karena kalau perangkat nirkabel akan membutuhkan jaringan yang dipasang di ketinggian, yakni di sebuah tower.

“Jadi kami percaya bahwa seiring dengan konsumen yang masih ingin menggunakan 4G lebih banyak, kebutuhan tower juga makin meningkat disertai dengan kebutuhan fiber optic untuk reliable internet acess,” paparnya.

Terlepas dari hal tersebut, Adam mengatakan pihaknya juga telah menyiapkan diri jika akhirnya implementasi 5G akan dilakukan dan pihak operator membutuhkan persewaan menara baru.

“Pemerintah bilang 5G di Indonesia itu harus pakai fiber optic, dan itu kami sudah lakukan bahkan sebelum disampaikan hal itu,” kata Adam.

Meskipun demikian, dia menyatakan belum bisa memperkirakan berapa potensi penambahan jumlah menara baru yang akan dibangun seiring dengan implementasi 5G. Pasalnya, saat ini para operator pun masih merancang model bisnis yang tepat untuk 5G.

“Jadi harus di-drive oleh operator. Mereka yang mengetahui masyarakat maunya seperti apa produknya, lalu butuh konfigurasi tower seperti apa, baru nanti SMN yang akan invest dan operator sewa sama kita. Itu yang akan kita optimalkan,” tukas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper