Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah masih akan dibayangi beberapa tekanan seiring dengan beberapa agenda ekonomi penting yang akan digelar pada pekan ini.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat (14/8/2020) rupiah parkir di level Rp14.795 per dolar AS, terkoreksi 0,14 persen atau 20 poin.Sepanjang pekan lalu, rupiah telah terkoreksi hingga 1,14 persen sehingga menjadikan rupiah sebagai mata uang dengan kinerja terburuk di Asia.
Padahal, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama tengah berada dalam tren pelemahan, turun 0,11 persen ke level 92,995.
Adapun, rupiah telah berdiam di zona merah selama tujuh hari perdagangan berturut-turut.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa pasar perlu mewaspadai adanya tekanan pada rupiah pekan ini seiring dengan banyaknya katalis negatif yang siap menyerang pergerakan mata uang Garuda.
Dia menjelaskan, dari luar negeri sentimen negatif bisa berasal dari kontraksi pertumbuhan ekonomi Jepang pada kuartal kedua dan ketegangan hubungan antara AS dan China yang terus memanas dalam beberapa hari terakhir.
Baca Juga
Selain itu, rencana paket stimulus AS tahap kedua yang masih mengalami deadlock, sehingga peluncurannya tertunda. Padahal, sentimen itu sangat dinantikan pasar untuk mendorong penguatan nilai tukar negara berkembang, termasuk rupiah, karena akan melemahkan dolar AS.
Sementara itu, dari dalam negeri, padatnya agenda ekonomi pada pekan ini juga menjadi penggerak pasar. Untuk diketahui, Bisnis mencatat terdapat beberapa agenda ekonomi pekan ini, antara lain perilisan neraca dagang periode Juli 2020 oleh Badan Pusat Statistik dan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia.
Ariston mengatakan bahwa jika neraca dagang dalam negeri periode Juli menunjukkan tidak adanya eningkatan ekspor atau impor dibandingkan dengan bulan sebelumnya, hal itu bisa memberikan tekanan terhadap rupiah.
“Selain itu, konsensus pasar memprediksi tidak ada perubahan untuk suku bunga pada RDG kali ini. Namun, kalau ada Stimulus moneter baru dari BI yang membantu mendukung pemulihan ekonomi bisa mendukung penguatan rupiah,” ujar Ariston kepada Bisnis, Senin (17/8/2020).
Dia memproyeksikan sepanjang pekan ini rupiah dapat bergerak di kisaran Rp14.550 hingga RpRp14.900 per dolar AS.
Simak pergerakan rupiah hari ini secara live.
Pukul 14.58 WIB, rupiah melemah 0,34 persen atau 50 poin menjadi Rp14.845 per dolar AS. Indeks dolar AS koreksi 0,28 persen menuju 92,587.
Pukul 14.27 WIB, rupiah melemah 0,36 persen atau 53 poin menjadi Rp14.848 per dolar AS. Indeks dolar AS terkoreksi 0,28 persen menuju 92,587.
Pukul 13.23 WIB, rupiah melemah 0,38 persen atau 56,5 poin menjadi Rp14.851,5 per dolar AS. Indeks dolar AS terkoreksi 0,27 persen menuju 92,601.
Pukul 11.35 WIB, rupiah melemah 0,37 persen atau 55 poin menjadi Rp14.850 per dolar AS. Indeks dolar AS terkoreksi 0,24 persen menuju 92,629.
Pukul 11.08 WIB, rupiah melemah 0,42 persen atau 62 poin menjadi Rp14.857 per dolar AS. Indeks dolar AS terkoreksi 0,2 persen menuju 92,664.
Pukul 09.47 WIB, rupiah berbalik melemah 0,2 persen atau 30 poin menjadi Rp14.825 per dolar AS. Indeks dolar AS terkoreksi 0,18 persen menuju 92,681.
Pukul 09.04 WIB, rupiah menguat 0,22 persen atau 32,5 poin menjadi Rp14.762,5 per dolar AS. Indeks dolar AS terkoreksi 0,19 persen menuju 92,677.