Bisnis.com, JAKARTA – Emiten farmasi PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) melaporkan bakal terjadi kenaikan pendapatan dan penurunan laba bersih kurang dari 25 persen.
Emiten berkode saham KAEF itu dalam keterbukaan 15 Agustus 2020, perusahaan melaporkan akan ada peningkatan pendapatan kurang dari 25 persen dan juga koreksi laba bersih dengan nominal serupa. Hal ini diakibatkan oleh dampak covid-19.
Manajemen menyebutkan PSBB telah membuat kinerja operasional perseroan terdampak. Meski demikian sampai dengan Agustus, KAEF sama sekali belum melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK.
Disebutkan total karyawan KAEF masih berjumlah 13.052 orang. Saat ini perseroan menyiapkan beberapa strategi untuk menanggulangi dampak covid-19. Yaitu, menjaga saldo kas dan setara kas minimum untuk keperluan operasional. Menurunkan jumlah hari piutang serta jumlah hari persediaan.
Manajemen juga akan menurunkan jumlah pinjaman berbunga dan mengurangi anggaran belanja modal. Selain itu, perseroan akan memotong anggaran beban usaha tahun 2020.
Sebagai informasi, dalam sebulan terakhir harga saham KAEF sudah menguat 166,93 persen ke Rp3.350 per lembar per Jumat (14/8/2020).
Baca Juga
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Kimia Farma Ganti Winarno menyatakan perseroan melihat pergerakan harga saham KAEF yang melejit terpengaruh oleh kinerja fundamental perseroan yang membaik sepanjang semester satu tahun ini.
“Secara performansi kinerja KAEF semester I tumbuh meskipun baru single-digit mengingat kondisi pandemi Covid-19 saat ini yang berdampak pada perekonomian, namun KAEF masih dapat menunjukkan kinerja positif atau tumbuh dibandingkan dengan tahun lalu,” jelas Ganti kepada Bisnis, Jumat (7/8/2020).
Sebagai gambaran, KAEF mencatatkan pertumbuhan pendapatan 3,6 persen secara tahunan menjadi Rp4,69 triliun. Dari situ, laba bersih perseroan juga meningkat tipis 1,72 persen secara tahunan menjadi Rp48,57 miliar pada paruh pertama tahun 2020.