Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Ekonomi Positif Bakal Picu Optimisme Pasar

Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2021 di kisaran 4,5 persen hingga 5,5 persen. Fokus pemerintah terhadap pemulihan ekonomi nasional persen disebut akan memicu optimisme di kalangan pelaku pasar modal.
Pengunjung berada di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (17/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung berada di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (17/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara atau RAPBN 2021 bakal memicu optimisme pelaku pasar sehingga diyakini dapat menjadi katalis positif bagi pasar modal dalam negeri.

Direktur CSA Institute Aria Santoso menilai bahwa secara umum nota keuangan RAPBN 2021 yang telah disampaikan didominasi hal yang prospektif dan mendukung pemulihan ekonomi.

Hal itu pun diyakini dapat mengurangi pesimisme pasar terhadap prospek pertumbuhan ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang tengah beredar di pasar saat ini.

“Pertumbuhan ekonomi diharapkan akan membaik dengan pemulihan di berbagai bidang bisnis. Dengan data yang ada, cukup menggambarkan nuansa optimis, tetapi dari sisi defisit anggaran masih akan menjadi tantangan,” ujar Aria kepada Bisnis, Jumat (14/8/2020).

Kendati demikian, Aria menjelaskan bahwa secara sentimen jangka pendek terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) masih merupakan kajian yang perlu diperhatikan lebih mendalam dan memerlukan waktu untuk mendapatkan dampak yang lebih nyata.

Senada, Direktur PT Anugrah Mega Investama Hans Kwee menyampaikan bahwa nota keuangan RAPBN 2021 yang telah disampaikan tidak jauh berbeda dengan kisi-kisi yang sudah tersebar di pasar sebelumnya sehingga sesuai dengan ekspektasi pasar.

“Nampaknya sudah diprediksi pasar, jadi tidak naik signifikan pasarnya,” ujar Hans Kwee kepada Bisnis.

Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo menargetkan pertumbuhan ekonomi pada tahun depan berada di kisaran 4,5 persen hingga 5,5 persen, inflasi sebesar 3 persen, dan defisit anggaran sebesar 5,5 persen.

Selain itu, nilai tukar rupiah pada 2021 diperkirakan di kisaran Rp14.600 per dolar AS dengan tingkat bunga obligasi Surat Berharga Negara (SBN) untuk tenor 10 tahun di kisaran 7,25 persen. 

Jokowi menuturkan, pemerintah juga menganggarkan Rp414 triliun untuk pembangunan infrastruktur dalam RAPBN 2021 sebagai upaya untuk pemulihan ekonomi, penyediaan layanan dasar, serta peningkatan konektivitas.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (14/8/2020) indeks harga saham gabungan atau IHSG  menguat 8,4 poin atau 0, 16 persen ke posisi 5.247,69.

Adapun, pada sesi pertama perdagangan IHSG sesungguhnya sempat terperangkap di zona merah hingga ke level terendah 5.221,92. Namun, IHSG berhasil rebound seiring dengan Presiden Joko Widodo memaparkan nota keuangan RAPBN 2021.

Pada akhir perdagangan, sebanyak 170 saham berhasil menguat, 237 saham terkoreksi, sedangkan sisa 291 saham lainnya tidak bergerak daripada posisi perdagangan sebelumnya.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. dan PT Gudang Garam Tbk memimpin penguatan dengan kenaikan masing-masing 0,87 persen dan 3,24 persen.

Sementara itu, saham PT Smartfren Telecom Tbk. dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menjadi dua saham penekan indeks. Saham BMRI dan FREN itu masing-masing turun 0,41 persen dan 6,67 persen.

Berdasarkan sektor, keuangan dan pertambangan menjadi sektor penopang penguatan IHSG dengan kenaikan masing-masing 0,46 persen dan 0,95 persen. Sementara itu, saham-saham di sektor perdagangan dan properti turun 1,12 persen dan 0,75 persen.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper