Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso melakukan kunjungan ke daerah-daerah di Jawa Tengah dan Jawa Barat selama seminggu terakhir. Wimboh mengunjungi Tegal, Semarang, Solo, dan terakhir Bandung pada Minggu (9/8) lalu.
Kunjungan ini bertujuan untuk memantau dan mendengarkan secara langsung progres serta kendala-kendala yang dihadapi di lapangan baik perbankan maupun pelaku usaha, terkait dengan implementasi kebijakan stimulus yang telah dikeluarkan OJK dan pemerintah dalam mempercepat pemulihan ekonomi nasional (PEN), baik melalui program restrukturisasi kredit, penempatan uang negara pada perbankan, maupun subsidi bunga bagi UMKM.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat restrukturisasi kredit perbankan di Jawa Tengah hingga 22 Juli 2020 mencapai Rp56,64 triliun. Angka itu berasal dari 1,13 juta debitur atau sekitar 93,74% dari nasabah yang terdampak pandemi Covid-19.
Nilai tersebut sebagian besar berasal dari restrukturisasi kredit UMKM yang mencapai Rp49.93 triliun yang berasal dari 1,11 juta debitur, atau 98,39% total debitur yang direstrukturisasi.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso bertemu dengan para pelaku usaha di Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (5/8/2020).
“Sementara untuk perusahaan pembiayaan, secara nasional per 28 Juli restrukturisasi yang telah dilakukan mencapai Rp151,01 triliun dari 4 jutaan debitur. Sedangkan di Jateng per 22 Juli 2020 tercatat 95 perusahaan pembiayaan telah melakukan restrukturisasi pinjaman. Restrukturisasinya mencapai Rp12,91 triliun dari 400.180 debitur,” jelas Wimboh saat berkunjung ke Kota Semarang, Jateng, Rabu (5/8/2020).
Pertemuan antara Ketua Dewan Komisioner OJK bersama Wakil Wali Kota Tegal Muhamad Jumadi, industri keuangan, KADIN dan lainnya membahas pertumbuhan ekonomi nasional di daerah, Minggu (2/8/2020).
Dalam pertemuan sebelumnya dengan Wakil Walikota Tegal Muhammad Jumadi, industri keuangan, KADIN dan lainnya di Kota Tegal, serta Wakil Walikota Surakarta David R Wijaya, perbankan, para pelaku usaha, dan asosiasi di Kota Solo, Minggu (2/8), Wimboh menyampaikan apresiasi kepada pemerintah daerah, industri keuangan, dan faktor pendukung lainnya yang saling bersinergi dan berkolaborasi menumbuhkan perekonomian nasional di daerah.
Ia mengatakan, sudah banyak insentif yang diberikan, selanjutnya diharapkan perbankan segera menghubungi nasabah-nasabahnya yang potensial yang telah direstrukturisasi. “Mereka silahkan diajak bicara dan bangkit lagi dengan pemberian modal kerja,” ucapnya.
Beberapa insentif telah diberikan di sektor UMKM, seperti subsidi bunga, subsidi penjaminan dan bantuan sosial produktif. Misalnya, kredit usaha rakyat (KUR) dan UMKM dengan plafon maksimum Rp500 juta diberikan subsidi bunga 6% untuk tiga bulan pertama dan 3% untuk tiga bulan kedua.
Kemudian, tambahan kredit modal kerja diberikan subsidi penjaminan oleh pemerintah melalui Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) dan Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo). Bantuan sosial produktif pun diberikan bagi nasabah dan UMKM skala kecil.
Sementara itu dalam kunjungannya ke Bandung pada Minggu (9/8), Wimboh bertemu dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, serta para pelaku usaha dan industri di Jawa Barat. Wimboh menyampaikan berbagai insentif pemerintah untuk menggerakkan sektor manufaktur di tengah pandemi. Salah satunya, jaminan tambahan modal kerja untuk kredit korporasi.
"Kita sekarang sedang menggarap bagaimana meningkatkan sektor korporasi yaitu manufaktur. Pemerintah sudah memberikan berbagai insentif di antaranya penjaminan tambahan modal kerja untuk kredit korporasi. Kalau yang padat karya sharing dari pemerintah sebesar 60 persen dijamin, kalau nonpadat karya 50 persen," ucap Wimboh.
Wimboh berharap Jabar menjadi motor penggerak pemulihan ekonomi nasional. Apalagi, Jabar memiliki skala ekonomi yang besar.
"Kami sangat berharap Jabar menjadi motor penggerak recovery atau pemulihan ekonomi karena Jabar ini skala ekonominya besar, dari angka-angka yang ada pertumbuhan kreditnya pun di atas 5% dari rata-rata nasional. Bahkan sampai akhir tahun ini bisa meningkat lagi. Sumber pertumbuhan ekonominya banyak sekali, terutama sektor UMKM atau konsumsi," ucapnya.
Dalam pertemuan itu Ridwan Kamil berharap pemerintah pusat melalui OJK memberikan masukan agar industri manufaktur Jabar dapat pulih dan menggerakkan ekonomi nasional.
"Kami mohon OJK memberikan input bagaimana mendorong industri manufaktur yang sedang mogok ini naik seperti mesin kecil yang sudah bagus. Semoga dalam seminggu ada rekomendasi atau kebijakan dari OJK," kata Emil.
Menurut Emil, dalam pertemuan dengan OJK, muncul sebuah gagasan bahwa untuk memulihkan sektor manufaktur. Pemerintah akan berupaya membeli komoditas industri manufaktur. Sebab, di tengah pandemi Covid-19, ekspor terhambat.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat menerima kunjungan kerja Ketua Dewan Komisioner OJK RI Wimboh Santoso di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Minggu (9/8/20).
Ketua Dewan Komisioner OJK bertemu dengan para pelaku usaha dan industri di Jawa Barat membahas implementasi kebijakan pemulihan ekonomi nasional di Jawa Barat, Minggu (9/8).