Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mandiri Investasi Pangkas Target AUM Menjadi Rp62 Triliun  

Target dana kelolaan atau asset under management Mandiri Investasi dipangkas Rp4 triliun dari semula Rp66 triliun.
Direktur PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) Ferry I. Zen (dari kiri), berbincang dengan Direktur Utama Alvin Pattisahusiwa, dan Direktur S Endang Astharanti di sela-sela Market Outlook 2018, di Jakarta, Kamis (25/1)./JIBI-Nurul Hidayat
Direktur PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) Ferry I. Zen (dari kiri), berbincang dengan Direktur Utama Alvin Pattisahusiwa, dan Direktur S Endang Astharanti di sela-sela Market Outlook 2018, di Jakarta, Kamis (25/1)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — PT Mandiri Manajemen Investasi merevisi turun target dana kelolaan atau asset under management pada tahun ini.

Direktur Utama Mandiri Investasi Alvin Pattisahusiwa mengatakan pihaknya secara konservatif menurunkan target AUM konsolidasi ke Rp62 triliun. Sebelumnya, Mandiri Investasi menargetkan total dana kelolaan dari produk reksa dana dan produk investasi alternatif bisa mencapai Rp66 triliun menjelang pada tahun ini.

“Kami secara konservatif menurunkan target AUM konsolidasi ke Rp62 triliun untuk 2020,” kata Alvin kepada Bisnis, Kamis (6/8/2020).

Apabila terealisasi, dana kelolaan tersebut bakal lebih rendah dibandingkan posisi AUM manajer investasi pelat merah itu pada akhir 2019 yang senilai Rp63,4 triliun.

Dana kelolaan di Mandiri Investasi tergerus sejak awal tahun seiring dengan pelemahan di pasar saham. Tercatat pada akhir Juni 2020, total AUM di Mandiri Investasi senilai Rp54,19 triliun atau turun 14,52 persen dari akhir tahun lalu.

Alvin menjelaskan ke depannya kenaikan AUM reksa dana dapat terjadi dari sisi valuasi underlying asset apabila terjadi kenaikan IHSG maupun harga obligasi.Selain itu, pertambahan jumlah investor membeli reksa dana yang tercermin dari kenaikan unit penyertaan (UP) juga dapat menggerakkan AUM dari perusahaan manajer investasi.

“[Kenaikan] Valuasi pasar terjadi apabila faktor yang menjadi penyebab market ini turun yaitu Covid-19 dapat tertangani, baik dari sisi vaksin, obat, maupun penurunan tingkat penularan. Sehingga aktivitas ekonomi dapat kembali berjalan normal,” jelas Alvin.

Untuk penerbitan produk baru, Alvin menyampaikan Mandiri Investasi masih mencoba untuk meluncurkan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) pada paruh kedua tahun ini.

KIK EBA Syariah dengan aset dasar hak pendapatan dari tiket ruas Tol JORR Cilincing-Cikunir tersebut telah direncanakan penerbitannya sejak tahun lalu. Namun, penurunan trafik jalan tol akibat pandemi membuat peluncurannya masih tertunda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper