Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) menghijau seiring dengan rencana penggabungan BUMN pariwisata dan penerbangan.
Pada perdagangan Kamis (6/8/2020) pukul 10.48 WIB, saham Garuda Indonesia naik 1,67 persen atau 4 poin menjadi Rp244. Sepanjang perdagangan hari ini, harga masih bergerak terbatas di rentang Rp242-Rp246.
Total transaksi saham GIAA mencapai Rp1,85 miliar dengan volume transaksi 785 kali.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyoroti penurunan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. Namun, hal ini menjadi momentum bagi pemerintah memperbaiki sektor pariwisata dan penerbangan, satu di antaranya dengan membuka kemungkinan penggabungan BUMN penerbangan dan pariwisata.
Jokowi yakin strategi tersebut akan membuat sektor pariwisata nasional makin kuat saat pandemi Covid-19 berakhir.
“Kemungkinan juga penggabungan BUMN penerbangan dan pariwisata, sehingga arahnya menjadi semakin kelihatan sehingga next pandemic , fondasi ekonomi di sektor pariwisata dan transportasi akan semakin kokoh dan semakin baik dan bisa berlari lebih cepat lagi,” kata Jokowi membuka rapat terbatas penggabungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor aviasi dan pariwisata di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (6/8/2020).
Baca Juga
Terkait hal itu, ada tiga hal yang perlu dilakukan, yakni pertama mengevaluasi airline hub. Menurut Presiden 30 bandara internasional yang dimiliki Indonesia saat ini terlalu banyak.
Dia melanjutkan bahwa negara-negara lain tidak seperti itu. “Dan 9% lalu lintas terpusat hanya di 4 bandara artinya kuncinya ada di 4 bandara ini di Soekarno-Hatta di Jakarta, Ngurah Rai di Bali, Juanda di Jawa Timur, dan Kualanamu di Sumatera Utara,” ujar Presiden.
Selain itu, Jokowi mengajak jajarannya untuk berani menentukan bandara yang berpotensi menjadi internasional hub dengan pembagian fungsi sesuai letak geografis dan karakteristik wilayah.
Saat ini, menurut Presiden, ada 8 bandara internasional yang berpotensi menjadi hub dan superhub, yakni Ngurah Rai, Soekarno-Hatta, Kuala Namu, Yogyakarta, Balikpapan, Hasanuddin, Sam Ratulangi, dan Juanda.
Terakhir, Jokowi menyampaikan bahwa untuk membuat sebuah lompatan pada sektor pariwisata, Indonesia memerlukan ekosistem pendukung yang terintegrasi dari hulu hingga ke hilir. Seharusnya manajemen penerbangan, bandara, hotel, hingga industri kreatif lokal terintegrasi.