Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap pemulihan ekonomi nasional dapat berjalan lebih cepat seiring dengan mulai bergeraknya aktivitas ekonomi dan beragam stimulus lainnya.
Peningkatan aktivitas sektor riil diharapkan mampu mendorong perbankan untuk meningkatkan penyaluran kredit.
Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisioner OJK, mengatakan bahwa OJK akan berorientasi kepada pemulihan ekonomi yang bergerak lebih cepat. Apalagi saat ini pemerintah secara bertahap telah membuka aktivitas ekonomi dengan mengendepankan protokol kesehatan.
“Kami harapkan sektor riil bergerak kembali yang kemudian mendorong perbankan untuk memberikan kredit,” katanya di Jakarta, Selasa (4/8/2020).
Wimboh menjelaskan, ekonomi nasional sangat dipengaruhi oleh permintaan domestik, sehingga OJK berharap perbankan lebih proaktif meningkatkan kredit. Tambah lagi beberapa bank milik negara dan bank perkreditan rakyat (BPR) telah menerima dana pemerintah.
Dia menjelaskan, dana pemerintah yang ditempatkan di bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) mencapai Rp30 triliun, dan pada BPR senilai Rp11,5 triliun. Penempatan dana itu disertai dengan target leverage sebesar tiga kali lipat untuk anggota Himbara, dan dua kali lipat untuk BPR.
“Realisasi dana pemerintah di Himbara hingga 27 Juli 2020 sebesar Rp49,7 triliun, atau 165,5% terhadap alokasi dana. Jumlah itu sama dengan 41,1% dari target distribusi sebesar Rp121 triliun. Ini hal yang betul-betul kami monitor dan kami dorong,” ujarnya.
Wimboh menambahkan, penurunan suku bunga Bank Indonesia dan penempatan suku bunga pemerintah di bank dapat memberikan ruang bagi perbankan untuk menurunkan suku bunga.
OJK sendiri mencermati adanya tren penurunan suku bunga, tetapi pada situasi seperti saat ini diharapkan penurunan suku bunga bisa terjadi lebih cepat lagi.
Faktor lain yang juga diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi ialah peningkatan aktivitas belanja kementerian dan lembaga. Hal itu diharapkan mampu mendorong pertumbuhan konsumsi dan meningkatkan aktivitas ekonomi, khususnya UMKM.
“Komitmen pemerintah mempercepat belanja kementerian dan lembaga akan memberikan amunisi yang cukup bagi pertumbuhan konsumsi dan UMKM. Ini harus ditangkap perbankan untuk memberikan kredit lebih tinggi lagi,” ucapnya.