Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Bersiap Hadapi Kenaikan Pasokan, Minyak Mentah Tergelincir

Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (3/8/2020), minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman September melemah 0,92 persen atau 0,37 poin ke level US$39,90 per barel di New York Mercantile Exchange pada pukul 09.30 WIB.
Rangkaian kereta pengangkut minyak mentah, bahan bakar, dan gas cair dalam posisi miring di stasiun kereta Yanichkino, menuju ke kilang Gazprom Neft PJSC Moscow di Moskow, Rusia/Bloomberg-Andrei Rudakov
Rangkaian kereta pengangkut minyak mentah, bahan bakar, dan gas cair dalam posisi miring di stasiun kereta Yanichkino, menuju ke kilang Gazprom Neft PJSC Moscow di Moskow, Rusia/Bloomberg-Andrei Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah melemah ke bawah level US$40 per barel di New York karena pasar bersiap menghadapi peningkatan pasokan OPEC dan sekutunya.

Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (3/8/2020), minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman September melemah 0,92 persen atau 0,37 poin ke level US$39,90 per barel di New York Mercantile Exchange pada pukul 09.30 WIB.

Sementara itu, minyak jenis Brent untuk kontrak Oktober tergelincir 0,74 persen atau 0,32 poin ke level US$43,2 per barel di ICE Futures Europe exchange setelah menguat 0,6 persen pada hari Jumat

Dilansir dari Bloomberg, OPEC+ akan meningkatkan pasokan minyak mentah sebanyak 1,5 juta barel mulai Agustus setelah kesepakatan pembatasan produksi berakhir. Sebelum itu, Rusia bahkan telah meningkatkan produksinya bulan lalu.

Berdasarkan data Kementerian Energi Rusia, produksi minyak mentah dan kondensat periode Juli sebesar 39,63 juta ton, atau setara dengan 9,37 juta barel per hari. Angka itu lebih tinggi daripada produksi minyak Juni oleh Rusia, di level rata-rata 9,32 juta barel per hari.

Sementara itu, kasus-kasus virus corona terus meningkat dengan cepat di California, sedangkan lockdown kembali diberlakukan di Manila, dan kota terbesar kedua Australia, Melbourne, menerapkan jam malam untuk membendung penyebaran wabah.

Minyak telah pulih dari penurunan di bawah nol pada bulan April, tetapi reli telah terhenti di kisaran US$40 per barel di tengah meningkatkan kekhawatiran bahwa pemulihan konsumsi tidak akan berkelanjutan menyusul penyebaran virus corona.

Ini adalah saat yang genting bagi produsen untuk menambah lebih banyak pasokan ke pasar. Royal Dutch Shell Plc dan Exxon Mobil Corp. memperkirakan tidak akan ada pemulihan permintaan penuh hingga tahun depan.

Sementara itu, pengemor minyak shale AS mengurangi aktivitas pengeboran minggu lalu setelah kenaikan harga minyak gagal menghidupkan kembali kepercayaan. Jumlah rig aktif turun 1 menjadi 180, ke level terendah sejak Juni 2009, menurut data Baker Hughes Co. yang dirilis Jumat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper