Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi virus corona dinilai tidak berdampak signifikan terhadap performa emiten farmasi PT Merck Tbk (MERK). Manajemen perusahaan optimistis dapat mencatat kenaikan penjualan dan laba bersih pada semester II/2020.
Direktur Keuangan Merck Bambang Nurcahyo mengaku pihaknya optimistis perusahaan dapat mencapai hasil penjualan dan laba bersih yang memuaskan di sisa tahun 2020.
"Penjualan dan laba bersih kemungkinan akan lebih baik secara year-to-date, apalagi dari sisi penjualan karena sudah ada pembukaan kegiatan ekonomi," katanya dalam paparan publik perusahaan secara daring pada rabu (29/7/2020).
Bambang mengatakan, dampak pandemi virus corona terhadap kinerja perusahaan dinilai tidak terlalu besar. Perusahaan bahkan dapat menghemat biaya operasional seperti perjalanan bisnis yang digantikan pertemuan secara virtual.
Sementara itu, Direktur Utama Merck Evie Yulin mengatakan, guna mencapai hasil yang lebih baik, perseroan akan terus meningkatkan penjualan produk-produk andalan Merck. Hal ini terutama pada sektor infertiitas dan targeted chemotherapy.
Menurutnya, setelah sempat terhambat selama beberapa bulan akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), produk-produk dari dua sektor ini akan kembali tumbuh penjualannya. Pasalnya, kedua produk ini amat terkait dengan waktu perawatan.
Baca Juga
"Pasien pasti harus melakukan kemoterapi, sementara pembukaan klinik-klinik in-vitro fertilization (IVF) juga akan meningkatkan penjualan produk infertilitas kami," jelas Evie.
Selain itu, penjualan produk-produk Merck juga ditopang oleh partisipasi dalam program Jaminan Kesehatan nasional (JKN). Evie menuturkan, beberapa produk Merck telah diperpanjang partisipasinya hingga akhir tahun 2020.
"Kontribusi pendapatan dari JKN ini sekitar 20 persen dari keseluruhan" tambahnya.
Hingga semester I/2020, Merck mencatatkan lonjakan laba 424,78 persen menjadi Rp32,12 miliar dari capaian periode yang sama tahun sebelumnya Rp6,12 miliar.
Kenaikan laba disebabkan oleh upaya perseroan menekan beban pokok penjualan 24,84 persen secara tahunan menjadi Rp158,31 miliar. Hal ini diikuti dengan penurunan beban penjualan 22,74 persen yoy menjadi Rp47,52 miliar dan kenaikan pendapatan lainnya 13,76 persen yoy menjadi Rp5,72 miliar.
Penjualan produk farmasi biopharma kepada PT Anugrah Argon Medica masih menjadi penopang bisnis perseroan dengan komposisi 71,67 persen, diikuti dengan produk kesehatan konsumen kepada PT Anugerah Pharmindo Lestari sebesar 8,62 persen dari total omzet.
Adapun, pendapatan perseroan tergerus 10,72 persen menjadi Rp282,84 miliar pada periode semester pertama tahun 2020.