Bisnis.com, JAKARTA — Tiga saham yang menjadi penghuni baru indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia dinilai sesuai dengan ekspektasi pasar.
Seperti diketahui, pada Jumat (24/7/2020), Bursa Efek Indonesia (BEI) merombak daftar saham yang masuk ke dalam indeks LQ45 dan IDX30 yang akan berlaku pada periode perdagangan Agustus 2020 hingga Januari 2021.
Kedua indeks itu merupakan kelompok saham yang terdiri atas 45 dan 30 saham dengan likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental baik dan tingkat kepatuhan tinggi.
BEI menambahkan tiga emiten baru ke dalam daftar indeks LQ45 yakni PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA), dan PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA). Sebagai gantinya, BEI mendepak PT Barito Pacific Tbk. (BRPT), PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF), dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT).
Untuk IDX30, BEI menambahkan PT Bank BTPN Syariah Tbk. (BTPS), PT XL Axiata Tbk. (EXCL), dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR). Adapun, tiga saham yang keluar dari penghitungan IDX30 yakni PT Barito Pacific Tbk. (BRPT), PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), dan PT PP (Persero) Tbk. (PTPP).
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan ketiga saham anggota baru indeks LQ45 sama dengan ekspektasi pasar. Hal itu dikarenakan dalam beberapa perdagangan terakhir, saham-saham terkait mampu mencatatkan kenaikan volume perdagangan secara berkala, yang dianggap cukup likuid.
Baca Juga
Dia menjelaskan di tengah kenaikan harga emas hingga akhirnya menyentuh rekor baru, MDKA menjadi salah satu emiten yang paling diburu oleh investor. Bahkan, sepanjang tahun berjalan 2020, MDKA telah menguat signifikan hingga 60,28 persen, ketika mayoritas saham lainnya anjlok dan terjerat di zona merah.
Kemudian, saham MIKA sebagai salah satu saham sektor kesehatan juga menjadi incaran di tengah sentimen pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. Sementara itu, SMRA mendapatkan sentimen positif dari penurunan suku bunga acuan yang membuat prospek kinerja menjadi lebih moncer sehingga diperdagangkan banyak investor.
“Ketiga saham ini mencerminkan likuiditas yang baik dan digemari pasar, apalagi sektor konstruksi sudah cukup downtrend ya jadi ada yang keluar. Dengan demikian, nantinya secara umum saham-saham indeks LQ45 baru ini akan mampu membuat kinerja IHSG lebih sustainable,” ujar Nafan kepada Bisnis, Minggu (26/7/2020).
Dia melanjutkan ketiga saham baru di indeks LQ45 itu dapat membawa manfaat terhadap masing-masing perusahaan. Bergabung ke dalam indeks itu dapat mendorong ketiga saham memiliki kapitalisasi pasar yang lebih besar daripada saat ini.