Bisnis.com, JAKARA - Komisaris PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Pandu Patria Sjahrir mengungkapkan banyak kejadian seru selama dua pekan sejak dirinya menjabat posisi komisaris.
Hal itu diungkapkan dalam acara webinar bertajuk Future Financial Festival 2020, Sabtu (25/7/2020). Dia menekankan, bagaiaman cara mengembalikan kepercayaan investor pasar modal menjadi salah satu tantangan.
Pandu menyebut, perkembangan kasus dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang menyeret 13 manajer investasi sebagai tersangka korporasi menjadi 'kejutan' bagi dirinya. Kasus yang merebak sejak awal tahun ini telah menjadi sentimen negatif terhadap perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia.
"Pengalaman dua minggu tetapi banyak hal seru yang terjadi di bursa efek, kemarin ada Jiwasraya, ada [kasus] Jouska," ujarnya.
Dia menekankan, edukasi menjadi pilar penting dalam mengembangkan pasar modal di dalam negeri. Di samping itu, menarik perusahaan teknologi dan nonteknologi besar untuk mencatatkan sahamnya di bursa juga menjadi fokus BEI.
Untuk diketahui, Pandu diangkat menjadi komisaris BEI pada 20 Juni lalu dan akan menjabat hingga 2023. Pandu merupakan anak kandung dari ekonomi Dr Sjahrir sekaligus keponakan Menteri Koordinasi Maritim dan Investasi Luhut B. Pandjaitan.
Salah satu visi Pandu di BEI antara lain meningkaktan investor ritel dan mengajak perusahaan rintisan untuk melantai di BEI. Sebelumnya dia mengatakan, kapitalisasi pasar di bursa masih didominasi perbankan dan telko, tidak berubah sejak 10 tahun lalu.
"Hal itu menjadi tugas kami untuk meyakinkan startup unicorn yang ada di Indonesia untuk masuk bursa. Dengan bergabungnya perusahaan yang bagus, akan menarik para investor milenial untuk berinvestasi," ujar Pandu melalui keterangan tertulis, Rabu (22/7/2020).
Pandu memang punya visi untuk menarik perusahaan startup dan teknologi untuk masuk bursa saham. Pandu yang menjabat posisi komisaris di Gojek dan SEA Group Indonesia mencontohkan kesuksesan SEA Ltd, perusahaan induk Garena dan Shopee.
SEA sukses melantai di bursa saham New York pada 2017 dan saat ini kapitalisasi pasarnya mencapai lebih dari US$54 miliar atau sekitar Rp789 triliun. Jumlah itu setara 13 persen total kapitalisasi pasar indeks harga saham gabungan (IHSG).