Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah berpotensi mengalami penguatan seiring dengan pelemahan dolar AS.
Pada perdagangan Kamis (23/7/2020) pergerakan nilai tukar rupiah berakhir menguat 70 poin atau 0,48 persen ke level Rp14.580 per dolar AS, saat indeks dolar AS turun 0,07 persen atau 0,064 poin ke posisi 94,924.
Adapun, kurs rupiah menyentuh posisi Rp14.669 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor).
Pamor dolar Amerika Serikat sebagai aset investasi aman kala sentimen pandemi Covid-19 semakin sirna seiring dengan Negeri Paman Sam yang telah menjadi episentrum penyebaran virus.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (23/7/2020) hingga pukul 20.38 WIB, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan enam mata uang utama terpantau menguat 0,03 persen ke level 95,015.
Indeks dolar AS sempat melemah hingga 0,13 persen ke level 94,845, sekaligus posisi terendah dalam 6 bulan terakhir.
Hal itu kontras dengan pergerakan indeks dolar AS pada medio Maret lalu, kala greenback menjadi tempat pelarian para investor untuk menyelamatkan nilai aset dan sempat terbang ke posisi 102,817.
Adapun, level itu merupakan posisi tertinggi indeks dolar sejak awal 2017. Saat itu, investor berlomba-lomba melikuidasi semua aset investasinya dan memburu dolar AS. Bahkan, emas sebagai rekan aset investasi aman juga ikut dilikuidasi investor dan menjadikan greenback aset terfavorit.
Penurunan dolar AS saat ini mengikis kinerja tahun berjalannya sehingga saat ini tercatat terkoreksi 1,55 persen secara year to date (ytd).
Saat ini, mata uang utama seperti euro berhasil menguat 0,16 persen, dolar Australia naik 0,13 persen, dolar Kanada naik 0,23 persen, dan swiss-franc menguat 0,15 persen.
Analis GK Investment Alwi Assegaf mengatakan bahwa dolar AS semakin tidak dilirik oleh investor sebagai aset investasi aman seiring dengan jumlah kasus positif Covid-19 di Amerika Serikat terus bertambah.
Berdasarkan data Worldometer, jumlah kasus positif Covid-19 baru di dunia per 22 Juli 2020 sebesar 280.157 kasus. Penambahan kasus positif tertinggi masih dipimpin oleh AS, yaitu bertambah 71.967 kasus baru.
Penambahan kasus itu menimbulkan kekhawatiran pasar beberapa negara bagian memperpanjang pembatasan aktivitas bisnisnya sehingga proses pemulihan ekonomi pun akan lebih lama daripada ekspektasi.
Padahal, umumnya ketika dunia diterpa banyak ketidakpastian terhadap pertumbuhan ekonomi global seperti saat ini investor cenderung mengalihkan dananya ke aset investasi aman, salah satunya dolar AS.
“Saat ini, peran dolar AS sebagai aset investasi aman tampak pudar, sudah kalah pamor dengan emas dan aset investasi lainnya. Investor saat ini menjauhi dolar AS,” ujar Alwi saat dihubungi Bisnis, Kamis (23/7/2020).
Simak pergerakan rupiah hari ini secara live.
Pergerakan nilai tukar rupiah berakhir melemah 30 poin atau 0,21 persen ke level Rp14.610 per dolar AS, saat indeks dolar AS terkoreksi 0,09 persen atau 0,084 poin ke posisi 94,608.
Nilai tukar rupiah melemah 31,5 poin atau 0,22 persen ke level Rp14.611,5 per dolar AS, saat indeks dolar AS naik 0,05 persen atau 0,052 poin ke posisi 94,744.
Pukul 10.09 WIB, rupiah berbalik koreksi 0,03 persen atau 5 poin menuju Rp14.585 per dolar AS. Indeks dolar AS koreksi 0,09 persen menuju 94,611.
Pukul 09.03 WIB, rupiah menguat 0,43 persen atau 62,5 poin menjadi Rp14.517,5 per dolar AS.