Bisnis.com, JAKARTA — Pasar saham di Asia berguguran setelah tingkat pengangguran di Amerika Serikat dirilis meningkat. Hal itu mengganggu optimisme pemulihan ekonomi di negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Indeks saham di China, Hong Kong, dan Australia dibuka melemah pada perdagangan pagi ini, Jumat (24/7/2020). Indeks Shanghai Composite melemah 0,4 persen, indeks Hang Seng turun 0,9 persen, sementara indeks Kospi di Korea Selatan tak banyak bergerak.
Victoria Fernandez, Chief Marketing Strategist di Crossmark Global Investments Inc. menyampaikan bahwa masyarakat kini tengah kesulitan untuk mempertahankan posisinya dalam perekonomian.
“Dengan klaim awal tingkat pengangguran yang tinggi pekan ini, kita harus benar-benar memperhatikan rencana pembukaan ekonomi di seluruh dunia,” kata Fernandez dikutip Bloomberg, Jumat (24/7/2020).
Dari AS, peringatan dari Intel Corp. mengenai perlambatan produksinya menambah sentimen negatif yang menekan harga-harga saham di dunia.
Indeks berjangka S&P 500 yang dibuka menguat ke level tertingginya dalam empat bulan pada perdagangan Kamis (23/7/2020) akhirnya kembali melemah. Begitu pula indeks Nasdaq 100 kembali ke zona merah dalam pekan ini.
Adapun tingginya tingkat pengangguran sejak Maret 2020 di AS merupakan hasil dari negosiasi Kongres AS mengenai paket pemulihan ekonomi untuk jutaan warga AS.
Berbagai pihak pun mengkhawatirkan tanda-tanda perlambatan ekonomi di AS tersebut akan menambah tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi global tahun ini yang terbebani pandemi.