Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS-China Adu Jotos, Pasar Saham Cuek dan Menguat

Bursa Eropa berhasil bangkit dari zona merah dan menguat pada awal perdagangan hari ini, Kamis (23/7/2020), saat investor mencoba mengabaikan tensi terbaru antara Amerika Serikat dan China.
Bursa Efek Frankfurt./ Alex Kraus - Bloomberg
Bursa Efek Frankfurt./ Alex Kraus - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa berhasil bangkit dari zona merah dan menguat pada awal perdagangan hari ini, Kamis (23/7/2020), saat investor mencoba mengabaikan tensi terbaru antara Amerika Serikat dan China.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 naik 0,3 persen pukul 8.12 pagi waktu London (pukul 14.12 WIB), setelah berakhir melorot 0,9 persen pada perdagangan Rabu (22/7/2020).

Kontrak berjangka indeks S&P 500 AS ikut menguat 0,3 persen siang ini, indeks DAX Jerman menanjak 0,4 persen, dan indeks MSCI Asia Pacific naik 0,2 persen.

Di pasar mata uang, Bloomberg Dollar Index turun 0,2 persen ke level terendah sejak Januari,nilai tukar euro terhadap dolar AS naik 0,1 persen menjadi US$1,1585, dan nilai tukar pound sterling mencapai level US$1,2731.

Saham Unilever NV melonjak sebanyak 8,6 persen setelah penjualan raksasa barang konsumen ini dilaporkan mencatat penurunan lebih kecil dari perkiraan, diikuti saham Tesla yang menguat setelah melaporkan hasil yang melampaui estimasi.

Di sisi lain, saham Microsoft Corp. turun dalam sesi perdagangan after hours setelah labanya menunjukkan pertumbuhan yang melambat dalam bisnis komputasi awan.

Secara keseluruhan, pasar saham mampu bergerak ke posisi lebih tinggi di tengah aliran laporan kinerja korporasi dan eskalasi ketegangan antara dua ekonomi terbesar di dunia itu.

Tensi yang kian memanas antara AS dan China mengancam akan membangkitkan kembali kekhawatiran atas proteksionisme dan menyandung reli aset-aset berisiko yang baru-baru ini didukung progres dalam pengembangan vaksin virus Corona.

China dikabarkan dapat membalas perintah AS untuk menutup kantor konsulatnya di Houston dengan menutup konsulat Amerika di Chengdu atau memangkas jumlah staf di kantor Hong Kong.

“Meningkatnya ketegangan AS-China menjadi pengingat risiko utama yang dihadapi oleh investor selama kampanye pemilu AS mendatang,” ujar Kepala strategi pasar global di AxiCorp. Stephen Innes.

“AS dan China menjadi semakin agresif dalam pandangan mereka tahun ini. Pasar lebih baik terbiasa dengan hal itu karena akan ada lebih banyak yang muncul,” tambahnya, dikutip dari Bloomberg.

Di pasar komoditas, harga emas naik 0,2 persen level US$1.874,81 per troy ounce, sedangkan harga minyak WTI menguat 0,5 persen ke level US$42,09 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper