Bisnis.com, JAKARTA – PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. mencatat penurunan pendapatan dan laba bersih lebih dari 10 persen dalam periode enam bulan 2020. Penurunan konsumsi rokok selama sejak wabah virus corona (Covid-19) ditengarai menjadi salah satu penyebab kinerja Sampoerna kurang mantap.
Laporan keuangan perseroan menunjukkan, per Juni 2020 penjualan Sampoerna turun 11,8 persen menjadi Rp44,73 triliun. Dus, laba bersih juga tergerus 27,82 persen menjadi Rp4,89 triliun.
Produsen rokok Dji Sam Soe tersebut sebetulnya sudah berusaha menekan beban pokok penjualan sebesar 8,85 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp34,99 triliun. Selain itu beban beban penjualan dan beban umum administrasi dipangkas masing-masing 3,72 persen yoy menjadi Rp2,83 triliun dan 6,92 persen yoy menjadi Rp1,1 triliun.
Namun, efisiensi itu tidak mampu menahan koreksi yang cukup dalam pada pos laba. Pasalnya, pendapatan lain-lain hanya Rp51,02 miliar. Penghasilan nonoperasional dari pendapatan keuangan juga turun 19,55 persen menjadi Rp522,37 miliar.
Dari segmen penjualan, pendapatan dari sigaret kretek mesin (SKM) yang sejatinya adalah penopang bisnis perusahaan dengan komposisi 70,84 persen dari total omzet periode. Segmen SKM turun 15,11 persen yoy menjadi Rp30,5 triliun.
HMSP juga mencatatkan kinerja negatif dari segmen sigaret putih mesin (-20,8 persen yoy) dan ekspor (-25,44 persen yoy). Namun perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan positif dari segmen sigaret kretek tangan (+6,77 persen yoy) dan lainnya (+7,75 persen yoy).
Baca Juga
Berdasarkan merek, penjualan Sampoerna A Mild turun 22,5 persen pada kuartal II/2020 menjadi 7,25 miliar batang. Adapun dalam periode enam bulan, penjualan merek ini turun 8,4 persen menjadi 15,8 miliar batang.
Setali tiga uang, volume penjualan Dji Sam Soe juga menyusut masing-masing 26,6 persen di kuartal II/2020 menjadi 5,8 persen. Dalam perioe enam bulan, penjualan Dji Sam Soe turun 17,4 persen menjadi 11,97 miliar batang.
Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya menyampaikan penurunan volume penjualan HMSP sejatinya disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang memicu konsumsi rokok. Boleh jadi, aktivitas "sebats dulu" alias sebatang dulu juga berkurang seiring penurunan konsumsi rokok.
“Kenaikan harga jual rata-rata atau average selling price/ASP dikarenakan peningkatan harga jual eceran atau HJE, membuat konsumen mulai kehilangan daya beli atau beralih ke merek lain dengan harga yang lebih murah,” tulis Christine dalam publikasi riset, Rabu (22/7/2020).
Mirae Asset Sekuritas percaya penurunan volume penjualan di seluruh industri terutama disebabkan oleh pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diterapkan sejak April. Meskipun demikian, Christine yakin biaya pemasaran, administrasi, dan penelitian yang lebih rendah akan membantu memperbesar margin pada kuartal ini.
Pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (23/7/2020), saham HM Sampoerna turun 20 poin atau 1,12 persen ke level 1.760. Sepanjang perdagangan saham berkode HMSP bergerak di rentang 1.745 sampai dengan 1.805. Dalam tiga bulan terakhir, saham HMSP naik 9,32 persen.