Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja keuangan emiten rokok PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) mengalami penurunan dari sisi pendapatan dan laba pada semester I/2020.
Dalam laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia, HMSP melaporkan penjualan bersih Rp44,73 triliun, turun 11,8 persen year on year (yoy) sebelumnya Rp50,72 triliun. Pendapatan pada kuartal II/2020 menurun menjadi Rp21,04 triliun dari kuartal I/2020 sebesar Rp23,69 triliun.
Berdasarkan konsensus analis di Bloomberg pendapatan HMSP pada kuartal II/2020 sebesar Rp21,04 triliun lebih kecil dibandingkan estimasi Rp26,19 triliun.
Secara keseluruhan 2020, konsensus analis memprediksi penjualan HMSP akan mencapai Rp102,87 triliun, terkoreksi dibandingkan realisasi 2019 sejumlah Rp106,05 triliun.
Sementara itu, per 30 Juni 2020, HMSP membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp4,88 triliun. Raihan itu merosot 27,83 persen yoy dari semester I/2019 sejumlah Rp6,77 triliun.
Dari sisi operasional, Philip Morris International induk usaha dari emiten rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) baru saja merilis data volume penjualan pada kuartal kedua tahun 2020.
Baca Juga
Dalam data Philip Morris, emiten berkode saham HMSP tersebut hanya mampu menjual 18 miliar batang selama periode April hingga Juni 2020. Realisasi angka tersebut turun signifikan 27,8 persen secara tahunan dan 12 persen secara kuartalan.
Secara keseluruhan, dalam semester pertama tahun ini, volume penjualan HMSP hanyalah sebanyak 38,5 miliar batang. Angka tersebut menunjukkan koreksi sebesar 18,2 persen secara tahunan dari posisi volume penjualan sebesar 47,1 miliar batang pada periode yang sama tahun lalu.
Secara garis besar, market share HMSP melorot 4 persen dari 32,2 persen pada kuartal II/2019 menjadi 28,2 persen pada kuartal II/2020. Volume penjualan HMSP juga merosot untuk semua produk termasuk A Mild (Sigaret Kretek Mesin/SKM), Marlboro (Sigaret Putih Mesin/SPM) dan Sampoerna U.
Salah satu merk kebanggaan perseroan, Sampoerna A membukukan penurunan penjualan signifikan masing-masing 22,5 persen secara tahunan menjadi 7,25 miliar batang selama kuartal kedua tahun 2020, dan 8,4 persen secara tahunan menjadi 15,8 miliar batang sepanjang 6 bulan pertama tahun ini.
Serupa, volume penjualan Dji Sam Soe juga menyusut masing-masing 26,6 persen secara tahunan menjadi 5,8 miliar batang selama kuartal II/2020, dan 17,4 persen secara tahunan menjadi 11,97 miliar batang selama paruh pertama tahun ini.
Sejalan, penurunan volume penjualan HMSP juga terefleksi dari penjualan industri rokok yang terkoreksi masing-masing sebesar 17,5 persen secara year-on-year menjadi 64 miliar batang pada kuartal II/2020 dan 9,5 persen secara yoy menjadi 131,4 miliar batang pada semester pertama tahun ini.