Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Covid-19 Terancam Memburuk, Pasar Saham Deg-degan

Trump mengemukakan krisis Covid-19 kemungkinan akan lebih buruk sebelum akhirnya membaik.
Presiden Trump memimpin pertemuan dengan petinggi sejumlah industri di AS, Rabu (29/4/2020)/ Bloomberg - Stefani Reynolds
Presiden Trump memimpin pertemuan dengan petinggi sejumlah industri di AS, Rabu (29/4/2020)/ Bloomberg - Stefani Reynolds

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa tergelincir ke zona merah pada awal perdagangan hari ini, Rabu (22/7/2020), setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan peringatan tentang penularan infeksi virus Corona (Covid-19).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 turun 0,3 persen pukul 8.13 pagi waktu London (pukul 14.13 WIB), setelah mampu berakhir menguat 0,3 persen pada perdagangan Selasa (21/7/2020).

Adapun, kontrak berjangka indeks S&P 500 Amerika Serikat bergerak fluktuatif siang ini, indeks MSCI Asia Pacific terkoreksi 0,2 persen, dan indeks MSCI Emerging Market naik 0,1 persen.

Di pasar mata uang, dolar AS melemah untuk hari keempat berturut-turut, nilai tukar euro terhadap dolar AS naik 0,1 persen menjadi US$1,1542, dan nilai tukar pound sterling turun 0,1 persen menjadi US$1,2721.

Pada Selasa (21/7) waktu setempat, Presiden Trump memperingatkan bahwa krisis Corona di AS kemungkinan akan memburuk.

Trump juga berusaha meyakinkan warga Amerika bahwa pemerintahannya telah mengendalikan krisis kesehatan ini serta mendorong penggunaan masker dan menghindari perilaku berisiko.

“Kita akan mengalahkan virus ini. Sayangnya, [krisis Covid-19] kemungkinan akan menjadi lebih buruk sebelum membaik,” ungkap Trump, dikutip dari Bloomberg.

Setelah berulang kali menolak penggunaan masker, Trump kini memperingatkan masyarakat AS untuk mengenakannya.

“Mau kalian suka atau tidak suka mengenakan masker, tindakan ini memiliki dampak. Kami mengimbau semua orang ketika tidak dapat menjaga jarak sosial, untuk memakai masker,” ujar Trump.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS pada Selasa (21/7) mengungkapkan ada lebih banyak orang yang terinfeksi Corona ketimbang yang dilaporkan sebelumnya di beberapa bagian negara itu.

Badan tersebut melakukan survei yang menggunakan keberadaan antibodi dalam darah untuk mengukur prevalensi virus di 10 wilayah AS. Ditemukan bahwa tingkat infeksi sangat bervariasi dari satu daerah ke daerah lain, tetapi lebih tinggi dari jumlah kasus yang dilaporkan secara keseluruhan.

Fokus investor kini tertuju pada negosiasi di AS antara kubu Republik dan Demokrat tentang rencana penyelamatan lebih lanjut untuk menopang ekonomi, setelah para pemimpin negara Uni Eropa mencapai kesepakatan terkait stimulus penanganan Covid-19.

“Memasuki Agustus, kemudian September, saya menjadi lebih khawatir tentang apa yang akan menjadi katalis berikutnya untuk membawa pasar bergerak lebih tinggi,” ujar ahli strategi lintas aset di Morgan Stanley, Andrew Sheets.

“Ini akan menjadi periode yang lebih sulit untuk saham,” katanya.

Di tengah meningkatnya keresahan pasar yang memacu daya tarik safe haven, harga emas melonjak menembus level US$1.850 per troy ounce dan harga perak naik ke level tertinggi dalam hampir tujuh tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper