Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja keuangan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. dinilai bakal tergerus bila rencana divestasi kepemilikan di badan usaha jalan tol tertunda. Mira Asset Sekuritas memangkas target harga saham emiten konstruksi tersebut seiring risiko penundaaan divestasi konsesi jalan tol.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Joshua Michael dalam risetnya menjelaskan, rencana divestasi berpotensi tertunda seiring permintaan calon investor untuk menangguhkan proses penawaran. Adapun divestasi yang berpotensi tertunda mencakup rencana pelepasan saham di badan usaha jalan tol pemegang konsesi jalan tol Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, dan Pasuruan-Probolinggo. Ketiga ruas itu dikelola oleh anak usaha Waskita Toll Road, yaitu PT Waskita Transjawa Toll Road (WTTR).
Menurut Joshua, penundaan divestasi berpotensi akan memangkas proyeksi laba bersih yang diperoleh SSKT. Selain itu, Joshua menurunkan target price WSKT untuk tahun ini menjadi Rp650 dari sebelumnya Rp700. Kendati demikian, ia tetap merekomendasikan investor untuk menahan saham WSKT karena valuasi sahamnya saat ini masih terdiskon.
Joshua memperkirakan, laba bersih WSKT pada 2020 akan berada di kisaran Rp152 miliar, atau turun 58,2 persen dari proyeksi sebelumnya sebanyak Rp364 miliar. Hal tersebut juga akan berdampak pada anjloknya laba bersih perusahaan pada 2021 menjadi Rp121 miliar dari sebelumnya Rp434 miliar.
“Pendapatan pada tahun 2020 tersebut akan tercapai dengan asumsi WSKT melanjutkan divestasi tol Becakayu yang bernilai Rp514 miliar dengan rasio P/B sebanyak 1,25 kali,” jelasnya.
Meski demikian, kabar divestasi ruas jalan tol Cibitung – Cilincing dapat menjadi penopang baru bagi WSKT untuk meningkatkan penerimaan. Saat ini, tingkat kepemilikan WSKT pada ruas tersebut adalah 55 persen dan mereka telah menerima sejumlah letter of intent dari investor potensial.
Baca Juga
“Apabila ini terealisasi, penerimaan perusahaan dari divestasi jalan tol akan bertambah Rp415 miliar,” katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan divestasi saham di sejumlah badan usaha jalan tol akan menjadi agenda prioritas. Dia menyebut, perseroan siap melepas kepemilikan saham di di tiga jalan tol, yakni Tol Becak Kayu, Tol Kanci—Pejagan, dan Tol Pejagan—Pemalang. Perseroan juga berencana mengurangi porsi kepemilikannya di Tol Cibitung—Tanjung Priok menjadi minoritas.
“Kami harapkan [divestasi] bisa terlaksana pada tahun ini, sehingga bisa mengembalikan ekuitas yang turun,” ujarny awal Juli 2020 lalu..