Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua Saham BUMN Jumbo Dibuang Asing, IHSG Ditutup Melemah

Hingga penutupan, IHSG terkoreksi 0,37 persen atau 18,79 poin menjadi 5.079,58.
Karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (16/4/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (16/4/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatat koreksi 0,37 persen pada sesi perdagangan Jumat (17/7/2020). Dua saham BUMN menjadi yang palin banyak dilepas investor asing.

Kekhawatiran terkait gelombang kedua penyebaran virus corona (Covid-19) dan aksi ambil untung atau profit taking dinilai menjadi penyebab koreksi IHSG.

IHSG langsung terkoreksi sejak awal perdagangan dan sempat menyentuh level terendahnya 5.073,94.

Hingga penutupan, IHSG terkoreksi 0,37 persen atau 18,79 poin menjadi 5.079,58. Sepanjang hari, indeks bergerak di rentang 5.073,56 - 5.110,43. Adapun, dari seluruh saham yang diperdagangkan sebanyak 235 saham memerah, 190 saham menghijau, dan 161 lainnya stagnan atau tak beranjak dari posisinya semula.

Sementara itu, aksi jual bersih investor asing juga mewarnai perdagangan hari ini. Asing tercatat melakukan net foreign sell mencapai Rp396,85 miliar. Total transaksi yang tercatat di seluruh pasar Rp7,07 triliun.

Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. atau TLKM menjadi yang paling banyak dilego asing dengan net foreign sell senilai Rp206,4 miliar, diikuti oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. alias BBRI sebesar Rp193,5 miliar.

Dua saham perbankan besar lainnya juga ikut dilepas asing yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Keduanya mengalami net foreign sell mencapai nilai Rp40,2 miliar dan Rp26,2 miliar.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan tekanan IHSG pada perdagangan hari ini berasal dari sentimen global, salah satunya ketegangan antara Amerika Serikat dan China, ditambah dengan kekhawatiran mengenai second wave penyebaran virus corona.

“Juga karena tensi meningkat antara AS-Tiongkok [China],” ungkapnya, Jumat (17/7/2020)

Sementara itu, analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menyebut aksi profit taking turut menjadi faktor yang menekan pergerakan indeks di akhir pekan ini. Menurutnya, banyak investor mengambil untung setelah kenaikan signifikan akibat sentimen stimulus pemerintah.

“Terutama profit taking pada saham-saham rokok seperti GGRM, HMSP, kemudian ASII setelah menguat signifikan kemarin,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper