Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Koreksi 0,21 Persen, ICBP dan BBCA Penekan Utama

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menyentuh level 5.087,58 dengan pelemahan 10,79 poin atau 0,21 persen pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Karyawan memantau pergerakan harga saham di Kantor Mandiri Sekuritas,  Jakarta, Rabu (15/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan memantau pergerakan harga saham di Kantor Mandiri Sekuritas, Jakarta, Rabu (15/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mendarat di zona merah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Jumat (17/7/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menyentuh level 5.087,58 dengan pelemahan 10,79 poin atau 0,21 persen pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Kamis (16/7/2020), IHSG mampu berakhir di level 5.098,37 dengan penguatan 0,44 persen atau 22,58 poin.

Sebelum berbalik ke zona merah, indeks terpantau sempat melanjutkan penguatannya hingga menembus level 5.100 pada awal perdagangan Jumat. Sepanjang perdagangan hingga akhir sesi I, IHSG bergerak fluktuatif dalam kisaran 5.073,94 – 5.110,43.

Sebanyak 4 dari 9 sektor terkoreksi pada akhir sesi I, dipimpin properti (-0,83 persen) dan barang konsumer (-0,64 persen). Lima sektor lainnya parkir di zona hijau, dipimpin tambang (+1,24 persen) dan pertanian (+0,45 persen).

Dari 696 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 170 saham menguat, 200 saham melemah, dan 326 saham stagnan.

Saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang masing-masing turun 3,39 persen dan 0,49 persen menjadi penekan utama IHSG pada akhir sesi I.

Tim riset Samuel Sekuritas Indonesia berpendapat IHSG dapat melanjutkan pergerakan positifnya pada perdagangan hari ini, sehari setelah Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 15-16 Juli 2020 memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 4 persen.

BI juga mengumumkan nilai quantitative easing yang dijalankan telah mencapai IDR 633.24 triliun hingga 14 Juli lalu. Angka tersebut di antaranya penurunan giro wajib minimum (GWM) Rp155 triliun dan ekspansi moneter Rp462,4 triliun.

Longgarnya likuiditas juga tercermin dari suku bunga pasar uang (PUAB) yang rendah di level 4 persen per Juni 2020.

“Kami melihat IHSG hari ini dapat melanjutkan pergerakan positif pasca kembalinya pemotongan suku bunga,” tulis Samuel Sekuritas melalui publikasi riset harian.

Di sisi lain, Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan pergerakan IHSG terlihat masih bergerak dalam rentang yang cukup terbatas

“Risiko pelemahan masih terlihat cukup besar yang disinyalir oleh sentimen dari market global dan regional yang berada dalam tekanan,” tulis William melalui riset harian yang diterima Bisnis.

Selain itu, masih terjadinya capital outflow secara year to date turut memberikan sentimen negatif terhadap pergerakan IHSG. Hari ini IHSG berpotensi bergerak melemah dalam rentang 4.821 - 5.123.

Indeks saham lainnya di Asia tampak bergerak variatif siang ini. Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing terkoreksi 0,34 persen dan 0,32 persen. Indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China ikut turun 0,51 persen dan 0,31 persen masing-masing.

Sebaliknya, indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,61 persen, Taiex Taiwan naik 0,41 persen, dan Kospi Korea Selatan menanjak 0,69 persen.

Di pasar mata uang dalam negeri, rupiah terpantau melemah 105 poin atau 0,72 persen ke level Rp14.730 per dolar AS pukul 11.34 WIB, menuju pelemahan hari keempat berturut-turut.

“Rupiah melanjutkan pelemahannya setelah Bank Indonesia mengindikasikan dukungan kebijakan lebih lanjut dapat datang melalui lebih banyak pemangkasan atau pelonggaran kuantitatif,” ujar Kepala riset Asia di ANZ Singapura, Khoon Goh.

“Pelemahan jangka pendek untuk mata uang ini bisa terjadi, terutama seiring mendekatnya bulan Agustus dimana [rupiah] cenderung secara konsisten membukukan pelemahan,” tambahnya, dikutip dari Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper