Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatat koreksi 0,21 persen di akhir sesi pertama perdagangan JUmat (17/7/2020).Kekhawatiran terkait gelombang kedua penyebaran virus corona (Covid-19) dan aksi ambil untuk atau profit taking dinilai menjadi penyebab koreksi indeks.
IHSG langsung terkoreksi sejak awal perdagangan dan sempat menyentuh level terendahnya 5.073,94.Adapun, dari seluruh saham yang diperdagangkan sebanyak 200 saham memerah, 170 saham menghijau, dan 177 lainnya stagnan atau tak beranjak dari posisinya semula.
Dari sisi sektoral, pelemahan terdalam dialami oleh sektor properti yang turun 0,83 persen. Diikuti oleh sektor konsumer yang terkoreksi 0,64 persen dan sektor finansial yang turun 0,56 persen.
Sementara itu, aksi jual bersih investor asing juga mewarnai perdagangan hari ini. Asing tercatat melakukan net foreign sell mencapai Rp71,94 miliar hingga akhir sesi I. Pun, total transaksi yang tercatat di seluruh pasar Rp3,67 triliun.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. alias BBRi menjadi yang paling banyak dilego asing dengan net foreign sell senilai Rp99,1 miliar, diikuti oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. atau TLKM sebesar RP38,2 miliar.
Tiga saham perbankan besar lainnya juga ikut dilepas asing yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI). Ketiganya dilepas mencapai nilai Rp26,2 miliar, Rp20,9 miliar, dan Rp9,6 miliar.
Baca Juga
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan tekanan IHSG pada perdagangan hari ini berasal dari sentimen global, salah satunya ketegangan antara Amerika Serikat dan China, ditambah dengan kekhawatiran mengenai second wave penyebaran virus corona.
“ Juga karena tensi meningkat antara AS-Tiongkok [China],” ungkapnya, Jumat (17/7/2020)
Sementara itu, analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menyebut aksi profit taking turut menjadi faktor yang menekan pergerakan indeks di akhir pekan ini. Menurutnya, banyak investor mengambil untung setelah kenaikan signifikan akibat sentimen stimulus pemerintah.
“Terutama profit taking pada saham-saham rokok seperti GGRM, HMSP, kemudian ASII setelah menguat signifikan kemarin,” tuturnya.