Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mendarat di zona hijau pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (14/7/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG parkir di level 5.071,08 dengan kenaikan 6,63 poin atau 0,13 persen pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Senin (13/7/2020), IHSG membukukan rebound dan ditutup di level 5.064,45 dengan kenaikan sebesar 0,66 persen atau 33,19 poin.
Sebelum kembali menguat, indeks sempat bergerak zig-zag antara zona hijau dan merah. Sepanjang perdagangan hingga akhir sesi I, indeks bergerak fluktuatif dalam kisaran 5.053,72 – 5.077,43.
Tercatat 165 saham menguat, 223 saham melemah, dan 157 saham stagnan.
Sebanyak 5 dari 10 sektor dalam IHSG mampu menguat, dipimpin industri dasar (+1,39 persen) dan manufaktur (+0,67 persen). Lima sektor lainnya menetap di zona merah, dipimpin properti (-1,47 persen) dan pertambangan (-0,98 persen).
Baca Juga
Berbanding terbalik dengan IHSG, mayoritas indeks saham lain di Asia melemah siang ini, antara lain indeks Nikkei 225 Jepang (-0,99 persen), Kospi Korea Selatan (-0,81 persen), dan S&P/ASX 200 Australia (-0,71 persen).
Sementara itu, indeks Shanghai Composite China turun lebih dari 1 persen, Hang Seng Hong Kong merosot 1,69 persen, dan Taiex Taiwan terkoreksi 0,29 persen.
Sentimen pasar telah terpukul oleh tanda-tanda bahwa lonjakan angka kasus infeksi virus Corona (Covid-19) menahan rencana reopening ekonomi di negara-negara bagian AS seperti California.
Faktor itu diperburuk oleh meningkatnya ketegangan antara AS dan China. Pada Senin (13/7/2020) waktu setempat, pemerintahan Presiden Donald Trump menolak klaim China atas wilayah di Laut China Selatan.
Seorang juru bicara Kedutaan Besar China di AS menyebut tindakan pemerintahan Trump sepenuhnya tidak dapat dibenarkan.
Dengan ekuitas global menguat dari posisi terendah bulan Maret, investor mengalihkan perhatian pada laporan kinerja korporasi pekan ini dari sejumlah perusahaan yang belum memberikan panduan konkret tentang dampak Covid-19.
“Jika kita melihat beberapa kemunduran dalam hal laju reopening karena gelombang kedua atau ketiga Covid-19, itu bisa menjadi sesuatu yang menyebabkan pasar mengalami sedikit koreksi,” terang Kepala strategi ekuitas Asia-Pasifik di Goldman Sachs Group Inc. Timothy Moe, seperti dikutip Bloomberg.