Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS-China Memanas, IHSG Fluktuatif di Awal Dagang

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG berbalik turun tipis 0,07 persen atau 3,35 poin ke level 5.061,1 pada pukul 09.13 WIB dari level penutupan sebelumnya.
Pengunjung melintas di depan papan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (24/6/2020). Bisnis/Abdurachman
Pengunjung melintas di depan papan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (24/6/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif antara zona hijau dan merah pada awal perdagangan hari ini, Selasa (14/7/2020).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG berbalik turun tipis 0,07 persen atau 3,35 poin ke level 5.061,1 pada pukul 09.13 WIB dari level penutupan sebelumnya.

Pada perdagangan Senin (13/7/2020), IHSG berhasil membukukan rebound dan ditutup di level 5.064,45 dengan kenaikan sebesar 0,66 persen atau 33,19 poin.

Sebelum tergelincir, indeks terpantau sempat melanjutkan penguatannya dengan mengawali perdagangan Selasa naik 0,14 persen ke level 5.071,37. Sepanjang perdagangan pagi ini, indeks bergerak fluktuatif dalam kisaran 5.058,77 – 5.076,44.

Tercatat 130 saham menguat, 134 saham melemah, dan 133 saham stagnan.

Sebanyak 4 dari 10 sektor dalam IHSG bergerak negatif, dipimpin infrastruktur (-0,32 persen) dan pertambangan (-0,28 persen). Adapun 6 sektor lainnya bergerak positif, dipimpin pertanian (+0,44 persen) dan barang konsumer (+0,27 persen).

Mayoritas indeks saham lain di Asia ikut terkoreksi, antara lain Nikkei 225 Jepang (-0,74 persen), Kospi Korea Selatan (-0,43 persen), dan S&P/ASX 200 Australia (-0,67 persen).

Sementara itu, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing turun tipis 0,01 persen dan 0,03 persen, Hang Seng Hong Kong melemah 0,59 persen, dan Taiex Taiwan turun 0,11 persen.

Dilansir Bloomberg, bursa Asia terkoreksi mengekori pelemahan bursa saham Amerika Serikat pada akhir perdagangan Senin (13/7) di tengah meningkatnya tensi AS-China dan kekhawatiran seputar dampak ekonomi dari lonjakan kasus Covid-19.

Pada Senin (13/7/2020) waktu setempat, pemerintahan Presiden Donald Trump menolak klaim China atas wilayah di Laut China Selatan.

“Kami tegaskan, klaim Beijing atas sumber daya lepas pantai di sebagian besar wilayah Laut Cina Selatan sepenuhnya melanggar hukum, seperti juga kampanye intimidasi untuk mengendalikannya,” ujar Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo.

Seorang juru bicara Kedutaan Besar China di AS menyebut tindakan pemerintahan Trump sepenuhnya tidak dapat dibenarkan.

“Langkah itu membesar-besarkan situasi di wilayah tersebut dan upaya untuk menabur perselisihan antara China dan negara-negara lainnya,” tutur juru bicara kedubes China.

Selain itu, sebuah laporan pada Selasa (14/7) menunjukkan ekonomi Singapura jatuh ke dalam resesi pada kuartal II/2020 di tengah penerapan lockdown. Pasar kini bersiap mendengar laporan kinerja korporasi pekan ini yang akan memberi petunjuk tentang prospek laba perusahaan.

“Ada risiko bahwa perbedaan antara prospek ekonomi yang suram dan return yang tak terduga kuat dari pasar ekuitas direkonsiliasi oleh beberapa penurunan harga aset ketimbang lonjakan optimisme ekonomi,” tutur chief investment officer di AXA Investment Managers Chris Iggo.

“Ada sikap untuk berhati-hati,” tambah Iggo, dikutip dari Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper