Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kapitalisasi Pasar Naik 4,2 Persen, Apple Kian Dekati Aramco

Kapitalisasi pasar Apple tumbuh 4,2 persen pada perdagangan Senin waktu setempat dan kini berada di angka US$1,70 triliun.
Logo Apple Inc. di salah satu tokonya di AS/ Bloomberg
Logo Apple Inc. di salah satu tokonya di AS/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan teknologi raksasa Apple Inc. kian mendekati angka kapitalisasi pasar (market capitalization) Aramco sebagai perusahaan terbesar di dunia.

DIlansir dari Bloomberg pada Selasa (14/7/2020), kapitalisasi pasar Apple tumbuh 4,2 persen pada perdagangan Senin waktu setempat dan kini berada di angka US$1,70 triliun. Jumlah tersebut kian mendekati nilai market cap perusahaan minyak asal Arab Saudi, Aramco, yang bernilai US$1,78 miliar.

Pada Maret 2020, jarak kapitalisasi pasar antara kedua perusahaan masih lebih dari US$500 miliar. Adapun saham Apple telah naik 32 persen seiring dengan optimisme manajemen terkait bisnis pada tahun ini.

Nilai saham Apple pada perdagangan hari ini terkoreksi tipis 0,46 persen ke level US$381,91 per saham.

Sementara itu, nilai pasar Aramco telah terkoreksi 5,5 persen pada tahun ini. Hal tersebut disebabkan oleh anjloknya permintaan minyak dunia yang menyebabkan terjadinya pembatasan produksi minyak mentah.

Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat turun setelah S&P 500 sempat menyentuh level tertinggi sejak pandemi Covid-19 membuat pasar amblas di seluruh dunia pada Maret 2020.

Pergerakan tiga indeks saham utama di bursa Wall Street Amerika Serikat ditutup bervariasi akhir sesi Senin (14/7/2020). Berdasarkan data Bloomberg, Indeks S&P 500 ditutup turun 0,94 persen atau 29,82 poin ke level 3.155,22.

Kompak dengan S&P 500, Indeks NASDAQ juga terkoreksi 2,13 poin atau 226,60 poin ke level 10.390,84. Adapun, Indeks Dow Jones Industrial Average naik tipis ke level 0,04 persen atau 10,50 poin ke posisi 26.085,80.

Bloomberg melaporkan indeks utama Amerika Serikat (AS) terkoreksi seiring tanda-tanda virus Covid-19 yang mengancam rencana pembukaan kembali di sejumlah negara bagian. Eskalasi ketegangan AS dan China juga disebut menjadi sentimen negatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Sumber : bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper