Bisnis.com, JAKARTA – Goncangan pasar akibat pandemi virus corona membuat PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. (SMCB) akan mengkaji ulang rencana belanja modalnya pada tahun 2020.
Presiden Direktur Solusi Bangun Indonesia Aulia Mulki Oemar mengatakan, untuk tahun 2020, SMCB telah menyiapkan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp500 miliar. Namun, pandemi virus corona yang mengganggu kegiatan perusahaan membuat pihaknya berpikir ulang untuk melakukan sejumlah aktivitas investasi yang telah direncanakan.
“Kondisi saat ini masih sangat dinamis, yang bergantung pada virus corona yang masih berlangsung. Banyak proyek-proyek pemerintah, seperti dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang belum berjalan karena hal ini,” katanya dalam paparan publik perusahaan pada Kamis (9/7/2020).
Aulia mengatakan, SMCB tengah mengkaji ulang strategi-strategi belanja modal yang sbselumnya telah dicanangkan untuk tahun 2020. Saat ini, SMCB belum memutuskan apakah akan membatalkan rencana-rencana investasi tersebut atau menguranginya.
“Anggaran yang kami siapkan tahun ini belum tentu akan digunakan seluruhnya. Pasalnya, posisi kas harus sangat dijaga untuk kepentingan operasional perusahaan,” katanya.
Adapun, pada Semester I/2020, Aulia mengatakan, SMCB telah menggunakan Rp150 miliar dari capex tersebut untuk beragam kegiatan investasi. Meski demikian, ia tidak menyebut secara rinci jenis-jenis investasi yang telah dilakukan.
Baca Juga
Lebih lanjut, Aulia menjelaskan, selama kuartal I dan kuartal II/2020, kinerja perusahaan cukup terganggu akibat pandemi virus corona. Hal ini akan berimbas pada penurunan volume penjualan.
Ia mengatakan, total penjualan semen dan material lain mengalami penurunan yang cukup signifikan pada Mei 2020. Meski demikian, pihaknya juga mengatakan kenaikan penjualan sudah mulai terlihat Juni 2020 lalu.
Pada kuartal I/2020, SMCB membukukan laba sebesar Rp68,42 miliar yang ditopang oleh pertumbuhan pendapan serta efisiensi beban di berbagai lini. Laba yang ditorehkan perseroan jauh lebih baik ketimbang perolehan pada periode yang sama tahun lalu. Pada kuartal I/2019, perseoan justru membukukan rugi senilai Rp123,02 miliar.