Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mengerek target penerbitan obligasi negara ritel seri ORI017 seiring dengan tingginya animo investor berinvestasi di tengah penyebaran pandemi Covid-19.
Penawaran obligasi negara ritel (ORI) seri ORI017 masih akan berlangsung hingga Kamis (9/7/2020) pukul 10:00 WIB. Akan tetapi, pemesanan yang diterima oleh pemerintah telah melewati target.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatak total keseluruhan completed order ORI017 senilai Rp11.404,03 miliar sampai dengan Jumat (3/7/2020). Nilai itu telah melewati target awal Rp10 triliun.
Deni mengatakan pemerintah mempertimbangkan untuk meningkatkan atau upsize target penerbitan ORI017. Keputusan itu seiring dengan tingginya minat investor.
“Sementara ini, dialokasikan sampai Rp15 triliun, kami lihat perkembangan menjelang hari-hari penutupan,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (6/7/2020).
Deni mengatakan jumlah investor terbesar berasal dari kalangan wiraswasta dengan komposisi 45,1 persen. Selanjutnya, pegawai swasta menempati urutan kedua 22,7 persen dan ibu rumah tangga di tempat ketiga 12,7 persen.
Baca Juga
“Dilihat dari asal wilayah, tiga provinsi terbesar asal investor dari Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur,” paparnya.
Deni mengungkapkan terdapat beberapa faktor yang membuat ORI017 laris manis. Salah satunya faktor penyebaran pandemi Covid-19 di dalam negeri.
Dia mengatakan pandemi Covid-19 telah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berinvestasi. Tujuannya, untuk berjaga-jaga menghadapi kejadian tidak terduga.
Lebih lanjut, Deni menyebut pembatasan aktivitas masyarakat selama pandemi membuat belanja atau spending menurun. Dengan demikian, ada dana tambahan yang dapat diinvestasikan.
“Strategi penerbitan ORI017 melalui berbagai kanal online cukup efektif untuk menjangkau segmen pasar yang lebih luas,” paparnya.
Berdasarkan catatan Bisnis, permintaan yang masuk untuk ORI017 sudah melewati ORI016. Permintaan yang masuk untuk ORI tahun lalu hanya Rp8,2 triliun dari target Rp9 triliun.