Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bakal menguat pada perdagangan hari ini, Senin (6/7/2020). Sepanjang pekan lalu, indeks berhasil mencetak kenakan 1,42 persen.
Pada pekan ini, IHSG disebut bakal menguji level psikologis 5.000 yang sepanjang lalu gagal ditembus. Perdagangan saham sepanjang Juni 2020 tidak bergerak menukik maupun melonjak, datar saja seperti laju kanguru (kangaroo market).
Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper menjelaskan bahwa pada perdagangan terakhir pekan ini, IHSG ditutup menguat 0,14 persen ke level 4.983,79.
Peningkatan IHSG itu terdorong oleh penguatan yang terjadi pada sejumlah sektor, di antaranya pertambangan yang menguat 2,07 persen dan industri dasar yang menguat 1,8 persen.
Dia memperkirakan tren penguatan itu akan kembali berlanjut pada pekan depan. Menurutnya level resistance IHSG akan berada pada rentang 4.978—4.984. Adapun, level support IHSG diperkirakan berada pada level 4.965—4.958.
“Secara teknikal IHSG masih bergerak dalam tren penguatan jangka pendek dan berpotensi menguji resistance di level 5.000. Pergerakan akan didorong oleh optimisme pemulihan ekonomi dan perkembangan akan vaksin covid-19. Investor akan mencermati beberapa data perekonomian,” jelasnya dalam laporan riset yang dikutip Bisnis, Senin (6/7/2020).
Di lain pihak, Anugerah Mega Investama memperkirakan IHSG berpeluang konsolidasi melemah dengan support di level 4.885—4.712. Selanjutnya, resistance di level 5.000—5.139.
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan ada beberapa sentimen yang mungkin mempengaruhi pergerakan IHSG pekan ini. Berikut tujuh isu yang perlu dicermati sepanjang pekan ni.
- Pertama, Indeks Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq yang menutup kuartal II/2020 dengan kenaikan.
- Kedua, terdapat perbaikan data tenaga kerja di Amerika Serikat seiring pelonggaran lockdown. Akan tetapi, pelaku pasar mulai khawatir kenaikan kasus Covid-19 baru di Amerika Serikat (AS) akan menggerus kenaikan lapangan kerja musim panas 2020.
- Ketiga, lonjakan kasus Covid-19 membayangi pembukaan ekonomi. Hans mengatakan pelaku pasar perlu memperhatikan pernyataan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus bahwa yang terburuk belum datang dalam kasus pandemi corona.
- Keempat, beberapa negara bagian AS melakukan penundaan pembukaan ekonomi akibat kenaikan kasus Covid-19 yang meningkat. Kondisi itu menurutnya menimbulkan kekhawatiran gangguan ekonomi.
- Kelima, perkembangan vaksin akan menjadi sentimen positif pasar.
- Keenam, pelaku pasar akan memperhatikan potensi perang dagang AS dan China.
- Ketujuh, aktivitas bisnis di China membaik terutama akibat permintaan dalam negeri yang membaik. Perkembangan itu menjadi sentimen positif bagi pelaku pasar.
Hans menjelaskan bahwa pasar Indonesia diwarnai sentimen positif data ekonomi. Akan tetapi, perpanjangan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisis menurutnya menjadi indikasi bahwa Indonesia belum mampu memenuhi aturan WHO untuk pelonggaran seperti negara lain.
“Masalah kesehatan menjadi kendala utama ekonomi Indonesia,” ujarnya melalui riset Minggu (5/7/2020).
Pergerakan IHSG berakhir menguat 0,3 persen atau 15,07 poin ke level 4.988,87 pada perdagangan hari ini.
Pergerakan IHSG naik 0,16 persen atau 8,21 poin ke level 4.982 menjelang penutupan perdagangan hari ini.
Pukul 13.40 WIB, IHSG menguat 0,4 persen atau 19,7 poin menjadi 4.993,49.
Akhir Sesi I, IHSG menguat 0,43 persen atau 21,45 poin menjadi 4.995,25. Sepanjang sesi I, IHSG bergerak di rentang 4.973,49 - 5.009,34.
Pukul 10.00 WIB, IHSG menguat 0,58 persen atau 28,71 poin menjadi 5.002,5.
Pukul 09.07 WIB : IHSG membuka perdagangan hari ini dengan penguatan 0,54 persen. IHSG sempat menguat ke level 5.002.