Bisnis.com, JAKARTA – Memasuki paruh kedua tahun ini, pasar modal Indonesia dibayangi oleh penurunan kinerja. Lantas strategi apa tengah disiapkan otoritas bursa?
Dari sisi domestik musim pembagian dividen akan berakhir. Sementara dari sisi global, investor asing tengah harap-harap cemas dengan perselisihan antara China dengan Amerika Serikat sekaligus pemilu disana.
Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa Bursa Efek Indonesia (BEI) Laksono Widodo mengatakan pihaknya dan regulator tengah mengkaji pengembalian perdagangan seperti sediakala. Hal itu dimulai dari pre-opening sampai dengan pembatasan auto-reject.
“Volatilitas telah berkurang dan bila sudah disetujui akan kami kembalikan seperti sebelum pandemi. Mengubah ini akan memerlukan waktu jadi masih kami proses dengan stakeholders,” katanya Selasa (30/6/2020).
Laksono menambahkan dalam diskusi itu tidak disebutkan adanya pengembalian jam dagang. Menurutnya saat ini, hal tersebut belum menjadi urgensi pelaku industri pasar modal. Pasalnya, secara historis grafik perdagangan IHSG selalu ramai pada saat pembukaan dan penutupan sehingga tidak terlalu berpengaruh.
BEI, lanjutnya, belum ada rencana melakukan upaya khusus untuk mencegah dana asing keluar terkait kepanikan akan gelombang covid-19 dan pemilu di Amerika Serikat. Menurutnya hal itu hanyalah fase yang biasa terjadi sehingga tidak perlu tindakan spesifik.
Baca Juga
“Kami tidak perlu melakukan tindakan khusus karena ini terkait permintaan dan pasokan. Kami hanya perlu menjaga sarana dan prasarana perdagangan saham tetap teratur,” imbuhnya.
Sementara itu, Hasan Fawzi Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia menambahkan bahwa pada Agustus mendatang pihaknya bakal meluncurkan indeks saham anyar yakni IDXESG30.
Menurutnya, konstituen indeks itu hanya akan berisi 30 perusahaan yang lolos penilaian dan kriteria Environmental, Social, and Governance (ESG). “Kami berharap indeks ini tidak hanya akan menarik investor domestik tapi juga asing karena tren investasi saat ini mensyaratkan ESG,” pungkasnya.