Bisnis.com, JAKARTA - Berkilaunya harga emas yang semakin dekat dengan level US$1.800 per troy ounce akan menjadi momentum bagi emiten tambang emas untuk memoles kinerjanya di tengah banyak tantangan bisnis akibat Covid-19.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin (29/6/2020) hingga pukul 16.13 WIB harga emas berjangka untuk kontrak Agustus 2020 di bursa Comex bergerak menguat 0,15 persen ke level US$1.783,2 per troy ounce.
Pada pertengahan perdagangan, emas sempat menyentuh level US$1.789 per troy ounce dan terus menguji level US$1.800 per troy ounce, level yang belum disentuh emas sejak 2011. Di sisi lain dalam perdagangan yang sama, harga emas di pasar spot bergerak melemah tipis 0,06 persen ke level US$1.770,25 per troy ounce.
Harga emas telah menguat hingga 17 persen sepanjang tahun berjalan 2020 didukung kecenderungan investor yang berbondong-bondong memburu emas karena ketidakpastian yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19.
Investor Relations PT United Tractors Tbk.Ari Setiyawan mengatakan bahwa penguatan harga emas itu akan memberikan kontribusi positif terhadap kinerja keuangan perseroan, tetapi tidak secara keseluruhan.
Ari menjelaskan bahwa untuk memproteksi fluktuasi harga emas, perseroan melakukan aksi hedging atau lindung nilai. Perseroan menggunakan beberapa instrumen dalam perdagangannya, seperti menggunakan fixed price dan ada beberapa yang mengikuti harga spot.
Baca Juga
“Oleh karena itu, [kenaikan harga emas] tidak berdampak positif secara keseluruhan, karena ada sebagian yang sudah di-hedging dengan menggunakan harga fix,” ujar Ari kepada Bisnis, Senin (26/6/2020).
Adapun, emiten berkode saham UNTR itu berhasil membukukan kenaikan penjualan emas pada Mei 2020, yaitu melonjak 122 persen menjadi 40.000 ounce (oz) dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya menjual 18.000 oz.
Secara year on year, penjualan emas periode Mei 2020 juga naik 21,2 persen daripada Mei 2019 sebesar 33.000 oz.
Ari menjelaskan bahwa kenaikan penjualan itu disebabkan oleh realisasi penjualan dari yang sebelumnya tertunda akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Sementara itu, emiten tambang logam berpelat merah, PT Aneka Tambang Tbk., mengungkapkan akan memacu penjualan emas di pasar domestik di tengah kenaikan harga emas akibat Covid-19.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, emiten berkode saham ANTM itu berhasil membukukan penjualan logam mulia dan pemurnian sebesar Rp4,028 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini. Angka itu lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,003 triliun.
Realisasi itu berasal dari penjualan ekspor sebesar Rp267,68 miliar dan penjualan domestik sebesar Rp3,76 triliun. Adapun, ANTM berhasil mencatatkan kenaikan penjualan domestik sebesar 87 persen dibandingkan dengan penjualan domestik kuartal I/2019 sebesar Rp2,01 triliun.
Hal itulah yang mengimbangi kinerja ekspor perseroan yang anjlok 86,6 persen dari perolehan kuartal I/2019 sebesar Rp1,99 triliun akibat pandemi Covid-19.
Sekretaris Perusahaan Aneka Tambang Kunto Hendrapawoko mengatakan bahwa pada tahun ini perseroan akan fokus untuk mempertahankan kinerja produksi dan keuangan yang positif dengan mengedepankan strategi penjualan dengan memperkuat basis pelanggan di pasar domestik.
“Terutama untuk komoditas emas, seiring dengan pertumbuhan tingkat permintaan emas di dalam negeri,” ujar Kunto seperti dikutip dari keterangan resminya, Senin (29/6/2020).
Dalam publikasi riset Ciptadana Sekuritas Asia, analis Thomas Radityo merevisi proyeksi pendapatan untuk PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) pada 2020, yaitu naik 2,3 persen dari proyeksi sebelumnya menjadi sebesar US$373 juta.
Hal itu dikarenakan peningkatan proyeksi average selling price (ASP) MDKA, naik 1,4 persen seiring dengan kenaikan harga emas global. Thomas pun mempertahankan rekomendasi beli untuk MDKA dengan target price Rp1.800 per saham.
“Oleh karena itu, kami terus memilih MDKA sebagai top picks kami di sektor logam, terutama karena kemampuan produksi emas MDKA dan dua proyek potensial yang sangat besar yaitu proyek Tembaga dan Pani,” tulis Thomas seperti dikutip dari risetnya.