Bisnis.com, JAKARTA – Seiring dengan menurunnya kinerja penjualan kendaraan sejak awal tahun, PT Tunas Ridean Tbk. menggencarkan strategi efisiensi dan digitalisasi untuk bertahan di masa sulit.
Direktur Utama Tunas Ridean Rico Adisurja Setiawan menyatakan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memberi dampak signifikan terhadap kegiatan operasional perseroan, termasuk di kantor pusat.
Guna menyiasati hal itu, perseroan melakukan sejumlah strategi untuk bertahan di masa pandemi. Salah satunya dengan meningkatkan digitalisasi untuk mendorong penjualan.
“Kami berupaya melakukan penjualan secara dalam jaringan [daring], kami kerja sama degan Tokopedia, dengan Facebook, Instagram. Hasilnya, penjualan Mei, 20 persen—30 persen penjualan kami dapat dari daring,” jelasnya, Kamis (25/6/2020).
Dia menyatakan perseroan juga melakukan mengintegrasikan sistem digital frontend hingga backend perseroan melalui strategi pre engineering untuk memperkuat digitalisasi.
Di luar upaya digitalisasi tersebut, perseroan juga berupaya melakukan penghematan dari sisi belanja operasional dan belanja modal. Dia menyatakan bahwa target belanja modal tahun ini akan menurun sekitar 16 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga
Pada tahun lalu realisasi belanja modal perseroan mencapai Rp568 miliar. Adapun, untuk tahun ini perseroan memperkirakan belanja modal hanya akan mencapai Rp476 miliar, yang terbagi untuk bisnis kendaraan rental Rp344 miliar dan pembiayaan otomotif Rp132 miliar.
“Belanja modal kami turun 16 persen dibandingkan tahun sebelumnya, paling besar kebutuhannya bisnis rental dan showroom Rp345 miliar. Kuartal I kami sudah beli armada baru 424 unit,” katanya.
Dia memaparkan dampak PSBB dan Covid-19 telah tercermin dari kinerja pada kuartal I/2020. Sepanjang Januari—Maret, penjualan mobil baru Tunas Ridean turun 16 persen persen secara tahunan menjadi 10.758 unit.
Penjualan mobil baru merek Toyota menurun 17 persen menjadi 6.369 unit. Sementara itu, penjualan merek Daihatsu turun 16 persen menjadi 4.068 unit. Hanya penjualan mobil merek BMW yang meningkat, yakni 10 persen menjadi 227 unit.
Pada periode yang sama juga terjadi penurunan pada penjualan sepeda motor baru. Penjualan sepeda motor merek Honda menurun 14 persen menjadi 48.843 unit pada Januari—Maret 2020.
Penyewaan mobil milik perseroan atau Tunas Rent juga menurun sekitar 3 persen menjadi 8.066 unit. Satu-satunya lini bisnis yang meningkat di tengah pandemi adalah pembiayaan kendaraan baru lewat Mandiri Tunas Finance yang mengalami peningkatan penyaluran kredit sebesar 5 persen.
Kondisi ini membuat performa pendapatan bersih perseroan menurun pada kuartal I/2020. Pendapatan turun 11 persen menjadi Rp3,16 triliun dari Rp3,56 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, perolehan laba bersih tertekan sebesar 22 persen menjadi Rp125 miliar. Adapun, pada periode yang sama tahun sebelumnya laba bersih perseroan mencapai Rp160 miliar.
Dia memperkirakan tantangan tak akan segera surut dalam dalam waktu dekat. Dia memperkirakan pendapatan tahun ini dapat turun sekitar 40 persen, sejalan dengan proyeksi penjualan yang turun pada kisaran yang sama.
“Sesuai target revisi Gaikindo, penjualan 2020 turun 40 persen menjadi 600.000 unit untuk mobil, dan 4 juta unit untuk kendaraan motor, kami akan berupaya untuk menjaga market share dari target tersebut, di segmen roda empat market share kami sekitar 4 persen,” katanya.
Namun, dia mengharapkan pelonggaran PSBB dapat memberikan dampak positif kepada perseroan. Seiring mulai dibukanya showroom dan bengkel pada awal Juni, mulai terlihat adanya perbaikan permintaan.