Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia mengantongi pipeline 30 emisi obligasi dan sukuk dari 25 perusahaan.
Direktur Penilai Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna mengatakan sejauh ini minat perusahaan untuk melakukan aksi korporasi masih tinggi. Hal itu tercermin dari jumlah perusahaan yang terdapat di daftar IPO saham dan obligasi atau sukuk.
Menurutnya sampai dengan 22 Juni 2020, terdapat 21 perusahaan yang berencana akan melakukan pencatatan saham di BEI.
"Saat ini juga terdapat 25 issuer yang akan menerbitkan 30 emisi obligasi/sukuk yang berada dalam pipeline di BEI," pungkasnya.
Bursa Efek Indonesia memberikan diskon 50 persen bagi perusahaan yang ingin maju menjadi perusahaan publik atau menerbitkan saham baru.
Nyoman menambahkan selain pemotongan biaya pencatatan awal saham, BEI juga memberikan pemotongan biaya pencatatan saham tambahan. Hal bisa jadi salah satu pemicu maraknya aksi penerbitan saham baru oleh perseroan belakangan terakhir.
Baca Juga
"Pemotongan biaya bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk dapat melakukan Corporate Action sebagai salah satu upaya bisnis khususnya bagi perusahaan untuk meperkuat permodalan dan menjaga likuiditas perusahaan yang terpengaruh dengan kondisi ekonomi di era pandemi saat ini," imbuhnya.
Menurutnya stimulus yang diberikan SRO dan OJK kepada stakeholder Pasar Modal merupakan bagian dari kepedulian pasar modal terhadap kondisi yang sedang dihadapi saat ini. Nyoman berharap dengan adanya stimulus ini dapat menjaga optimisme pasar terhadap stabilitas pertumbuhan pasar modal dan sektor keuangan nasional.
"SRO bersama OJK senantiasa akan terus melakukan koordinasi dan mengambil langkah serta strategis guna menciptakan situasi pasar modal Indonesia yang kondusif ditengah kondisi yang penuh tantangan saat ini," katanya.