Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Khawatir atas Lonjakan Kasus, Bursa Eropa Ditutup Melemah

Bursa saham Eropa ditutup melemah pada perdagangan Kamis (18/6/2020) karena lonjakan kasus Covid-19 di China dan sejumlah negara bagian AS memicu kekhawatiran gelombang kedua.
Bursa Efek Frankfurt, Jerman./Bloomberg
Bursa Efek Frankfurt, Jerman./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa ditutup melemah pada perdagangan Kamis (18/6/2020) karena lonjakan kasus Covid-19 di China dan sejumlah negara bagian AS memicu kekhawatiran gelombang kedua.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 ditutup turun 0,71 persen atau 2,61 poin ke level 363,41, dengan sektor wisata dan tambang menjadi penekan terbesar.

Pergerakan hari ini lebih dipengaruhi tumbuhnya kekhawatiran seputar pemulihan ekonomi setelah kasus baru Covid-19 tampak meningkat di sejumlah wilayah, ketimbang optimisme seputar stimulus.

Investor melepas kepemilikan aset berisiko risiko setelah kasus harian mencapai titik tertinggi baru di California dan Texas, dua negara bagian terpadat di AS

Sementara itu, jumlah kasus baru infeksi Covid-19 yang diduga dimulai di pasar buah dan sayur Xinfadi, Beijing, tercatat telah mencapai lebih dari 150 orang hingga Kamis (18/6).

Sebagai bagian dari langkah pengendalian, Beijing telah menutup sekolah-sekolah, memberlakukan pembatasan dalam kompleks perumahan, serta membatalkan banyak penerbangan.

Ekonom New York Life Investment Lauren Goodwin mengatakan pola arus sentimen masih tetap sama, di mana akan ada periode positif dan bahkan kegembiraan, dan kemudian ada saat-saat kekecewaan

"Segalanya mulai dari ekonomi, politik, pendapatan, dan kesehatan menjadi tidak pasti," ungkapnya, seperti dikutip Bloomberg.

Turut menyeret indeks Stoxx, saham Wirecard anjlok 61,8 persen menyusul perbedaan saldo kas US$2,1 miliar dalam laporan keuangan.

Stimulus moneter dan fiskal yang agresif dan data ekonomi lebih baik dari perkiraan telah membantu bursa Eropa menguat sekitar 36 persen dari posisi terendah Maret, tetapi analis mengatakan gelombang infeksi lain meningkatkan kekhawatiran atas peningkatan pembatasan dan membebani perilaku konsumen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper