Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Amerika Serikat bergerak bervariasi dalam kisaran sempit karena investor menimbang data ekonomi terbaru dan laporan terkini soal virus Covid-19.
Pada penutupan perdagangan Kamis (18/6/2020), Dow Jones turun 0,15 persen menjadi 26.080,1, S&P Index naik 0,06 persen menuju 3.115,34, dan Nasdaq Composite Index meningkat 0,33 persen ke 9.943,05.
Data Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat menunjukkan klaim pengangguran awal untuk program-program negara reguler mencapai 1,51 juta pada pekan yang berakhir 13 Juni, turun sedikit dari 1,57 juta pada pekan sebelumnya.
Penurunan 58.000 merupakan yang terkecil sejak klaim mulai turn pada awal April. Perkiraan median dalam survei Bloomberg terhadap para ekonom memperkirakan klaim pengangguran mencapai 1,29 juta.
Klaim lanjutan, yang merupakan total warga AS masih berhak mengklaim tunjangan pengangguran yang tengah berlangsung, menurun menjadi 20,5 juta pada pekan yang berakhir 6 Juni, tetapi masih lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi median sebesar 19,9 juta
Kontrak berjangka indeks sempat menguat sesaat sebelumnya setelah ahli virus di China mengatakan bahwa kasus baru di Beijing mampu diatasi.
Baca Juga
Ekonom New York Life Investment Lauren Goodwin mengatakan pola arus sentimen masih tetap sama, di mana akan ada periode positif dan bahkan kegembiraan, dan kemudian ada saat-saat kekecewaan
"Segalanya mulai dari ekonomi, politik, pendapatan, dan kesehatan menjadi tidak pasti," ungkapnya, seperti dikutip Bloomberg.
Sementara itu, Stoxx Europe 600 menurun 0,53 persen menuju 3.249,9 karena tekanan sentimen global. Gambaran untuk bursa global memang tetap kompleks karena pasar mempertimbangkan laporan perkembangan virus.
President of world markets TIAA Bank Chris Gaffney menyampaikan pasar sedang rapuh tetapi cepat pulih khususnya di pasar ekuitas.
"Namun, tampaknya [pasar saham] telah terlalu maju dari yang kita bayangkan," imbuhnya.