Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ringkasan Perdagangan 17 Juni: Bunga Acuan Dipangkas, IHSG Loyo, Rupiah Perkasa

Bank Indonesia telah memutuskan memangkas suku bunga acuan menjadi 4,25 persen, bagaimana dengan pergerakan IHSG dan nilai tukar rupiah?
Karyawan melintas di dekat layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (9/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan melintas di dekat layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (9/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA— Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot tajam lebih dari 1 persen, meskipun Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan.

Di sisi lain, nilai tukar rupiah masih mampu berakhir menguat tipis. Adapun pergerakan bursa saham lain seperti bursa Eropa cenderung melemah.

Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Kamis (18/6/2020):

 BI Pangkas Suku Bunga, IHSG Mendadak Ditutup Anjlok 1,25 Persen

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menyentuh level 4.925,25 dengan koreksi 62,54 poin atau 1,25 persen pada akhir sesi II dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Rabu (17/6/2020), IHSG mampu bertahan di zona hijau dan berakhir di level 4.987,478 dengan kenaikan tipis 0,03 persen atau 1,32 poin, kenaikan hari kedua berturut-turut.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2020 memutuskan untuk memangkas BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,25 persen.

Dengan keputusan tersebut, suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 3,50 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 5,00 persen.

 

Rupiah Menguat, Bos BI: Ditopang Capital Inflow

Pada penutupan perdagangan Kamis (18/6/2020) nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 5 poin atau 0,04 persen ke level Rp14.077 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,055 poin atau 0,06 persen ke level 97,103 pada pukul 14.59 WIB.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan sampai dengan 17 Juni 2020, nilai tukar rupiah mengalami apresiasi sebesar 3,75 persen secara point to point atau 5,69 persen secara rerata dibandingkan dengan level Mei 2020. Namun, rupiah masih terdepresiasi sebesar 1,42% bila dibandingkan dengan level akhir 2019.

"Berlanjutnya penguatan rupiah ditopang oleh meredanya ketidakpastian pasar keuangan global serta tingginya daya tarik aset keuangan domestik dan terjaganya kepercayaan investor asing terhadap prospek kondisi ekonomi Indonesia," ujarnya dalam paparan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, Kamis (18/6/2020).

 

BI Pangkas Suku Bunga, Harga Obligasi RI Malah Melemah

Pergerakan yield surat utang negara tenor 10 tahun di pasar sekunder mengalami kenaikan setelah Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate 25 basis point.

Berdasarkan data Bloomberg, imbal hasil atau yield surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun Indonesia parkir di level 7,132 persen pada, Kamis (18/6/2020) pukul 16:24 WIB. Posisi itu naik dari 7,122 persen pada akhir sesi, Rabu (17/6/2020).

Sementara itu, yield SUN tenor 5 tahun Indonesia mengalami penurunan dari 6,709 persen pada, Kamis (18/6/2020), menjadi 6,658 persen. Selanjutnya, yield SUN tenor 15 tahun Indonesia juga mengalami penurunan dari 7,630 persen menjadi 7,627 persen pada, Kamis (18/6/2020).

Adapun, yield SUN tenor 20 tahun Indonesia juga turun dari 7,646 persen menjadi 7,638 persen pada, Kamis (18/6/2020).

 

Investor Lepas Aset Berisiko, Bursa Eropa Melemah

Bursa saham Eropa melemah pada awal perdagangan Kamis (18/6/2020) karena lonjakan kasus Covid-19 di China dan sejumlah negara bagian AS memicu kekhawatiran gelombang kedua.

Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (18/6/2020), indeks Stoxx Europe 600 melemah 0,13 persen atau 0,48 poin ke level 365,54 pada pukul 10.12 waktu London, dengan sektor wisata dan tambang menjadi penekan terbesar.

Pergerakan hari ini lebih dipengaruhi tumbuhnya kekhawatiran seputar pemulihan ekonomi setelah kasus baru Covid-19 tampak meningkat di sejumlah wilayah, ketimbang optimisme seputar stimulus.

 

Cadangan Minyak AS Naik 15 Juta Barrel, Harga Rentan Koreksi

Harga minyak berpeluang turun seiring meningkatnya cadangan minyak mentah di Amerika Serikat sebagai salah satu produsen terbesar di dunia.

Pada Kamis siang (18/6/2020) berdasarkan data Bloomberg harga minyak mentah WTI di bursa NYMEX untuk kontrak Juli terkoreksi 0,95 persen ke US$37,60 per barrel. Bahkan harga minyak sempat merosot ke level terendah di US$37,11 per barrel.

Sementara itu, minyak mentah Brent di bursa ICE juga mengalami nasib serupa dengan koreksi 0,50 persen ke level US$40,51 per barrel. Adapun level terendah hari ini berada di level US$40,06 per barrel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper