Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Diprediksi Perkasa, Mampukah Rupiah Menguat?

Dolar AS mampu bergerak naik pada hari Rabu (17/6/2020) waktu setempat, karena investor yang waspada terhadap resiko geopolitik yang meningkat.
Karyawan menghitung uang dollar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Senin (11/3/2019). Bisnis/Nurul Hidayat
Karyawan menghitung uang dollar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Senin (11/3/2019). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah sentimen global bakal memengaruhi pergerakan valuta asing hari ini. Mata uang greenback diprediksi bakal menguat seiring naiknya tensi geopolitik.

Pada perdagangan Kamis (18/6/2020) pukul 05.50 WIB, indeks dolar AS naik 0,21 persen menuju 97,158.

Seperti dikutip dari laman resmi Monex Investindo Futures, dolar AS mampu bergerak naik pada hari Rabu (17/6/2020) waktu setempat, karena investor yang waspada terhadap resiko geopolitik yang meningkat.

“Dolar AS juga didorong oleh sentimen tingginya kasus coronavirus di AS, Kasus baru di Beijing dan bentrokan antara pasukan Tiongkok dan India di Himalaya barat,” demikian tulis tim riset Monex, seperti dikutip Bisnis pada Kamis (18/6/2020)

Adapun, Ketua The Fed Jerome Powell memupus beberapa optimisme pasar dengan memberikan gambaran ekonomi yang suram dan memberikan dorongan untuk pemulihan lebih lanjut.

Dia mengatakan bahwa pemulihan ekonomi penuh AS tidak akan terjadi sampai orang Amerika yakin epidemi virus corona telah dikendalikan, sedangkan hal itu masih jauh dari pasti, dengan infeksi virus corona baru yang mencapai rekor tertinggi di enam negara bagian AS, termasuk Texas dan Florida, pada hari Selasa kemarin.

Sementara itu, pada perdagangan kemarin, Rabu (18/6/2020) rupiah mengakhiri pergerakannya dengan menguat tipis 7 poin atau 0,05 persen ke level 14.083 per dolar AS.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan rupiah berhasil menguat tipis karena indeks dolar AS tengah melemah akibat pernyataan The Fed soal pemulihan ekonomi AS yang diperkirakan belum akan terjadi.

Di sisi lain, pemulihan ekonomi di China menunjukkan bahwa ekonomi di Negeri Panda itu mulai keluar dari pelemahan seiring terkendalinya jumlah penderita Covid-19 yang muncul kembali.

“Kalau dari internal, dampak virus corona terhadap ekonomi Indonesia tidak separah negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara,” ujar Ibrahim dalam riset hariannya, Rabu (17/6/2020)

Lebih lanjut, untuk perdagangan hari ini, Ibrahim memproyeksikan rupiah masih akan menguat di level 14.000-14.120.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper