Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dibayangi Sentimen Covid-19 dan Konflik dengan China, Bursa India Menguat Tipis

Berdasarkan laporan dari Bloomberg pada Kamis (18/6/2020), indeks S&P BSE Sensex terpantau naik 0,1 persen ke posisi 33.568,89 hingga pukul 10.13 waktu Mumbai, India. Sebanyak 15 dari 19 indeks subsektor yang dikumpulkan oleh BSE Ltd mengalami kenaikan yang dimotori oleh pergerakan saham sektor industri
Gedung National Stock Exchange (NSE) di Mumbai, India./nseindia.com
Gedung National Stock Exchange (NSE) di Mumbai, India./nseindia.com

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar India mengalami kenaikan ditengah kekhawatiran investor akan naiknya jumlah kasus positif virus corona yang dapat menghambat pemulihan ekonomi. Sementara itu, tensi dengan militer China kian panas

Berdasarkan laporan dari Bloomberg pada Kamis (18/6/2020), indeks S&P BSE Sensex terpantau naik 0,1 persen ke posisi 33.568,89 hingga pukul 10.13 waktu Mumbai, India. Sebanyak 15 dari 19 indeks subsektor yang dikumpulkan oleh BSE Ltd mengalami kenaikan yang dimotori oleh pergerakan saham sektor industri

Reliance Industries Ltd merupakan saham pendukung pergerakan indeks hari ini dengan meningkat 0,9 persen. Sementara ITC Ltd juga bergerak positif 2,4 persen. Sementara itu, Tata Consultancy Services menjadi penekan pergerakan saham hari ini dengan kontraksi 1 persen.

Sementara itu, indeks NSE Nifty 50 juga bergerak ke zona hijau sebesar 0,2 persen ke level 9.955,55. Kedua indeks tersebut telah mengalami kenaikan lebih dari 30 persen sejak mengalami penurunan terbesar pada Maret lalu.

Pergerakan indeks dipengaruhi oleh kenaikan jumlah kasus positif virus corona di India. Hal ini dinilai menekan pertumbuhan indeks saham negara.

Perdana Menteri India, Narendra Modi mengatakan, India akan mempertahankan kedaulatan negaranya dari China setelah konflik antara kedua negara yang menewaskan setidaknya 20 tentara.

“Tensi di perbatasan dan angka kasus positif virus corona adalah dua sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan saham India selama beberapa waktu ke depan,” kata Strategist di IIFL Securities Ltd di Mumbai, Sanjiv Bhasin.

Lembaga pemeringkat Fitch Ratings Ltd., juga memangkas outlook utang India menjadi negatif. Pertumbuhan ekonomi yang lemah dan kenaikan utang pemerintah menjadi faktor utama.

“Dari sisi fiskal, India telah mengalami penurunan yang cukup buruk karena perlambatan pertumbuhan ekonomi, melonjaknya defisit, dan rasio utang yang tinggi di sektor swasta,” demikian kutipan laporan Fitch.

Sementara itu, tingkat imbal hasil obligasi seri benchmark India 2029 dengan kupon 6,45 persen terpantau di posisi 6,01 persen. Sedangkan nilai Rupee stabil di level 76,1875 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper