Bisnis.com, JAKARTA - Co-founder dan Presiden Bukalapak Muhammad Fajrin Rasyid diperkirakan bakal masuk jajaran direksi PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. atau Telkom dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) pada Jumat (19/6/2020).
Dikutip dari Tempo.co, sejumlah sumber menyebutkan, Fajrin telah mengikuti assesment untuk menjadi direktur perusahaan milik negara itu. “Hasilnya bagus sekali,” kata sumber yang tidak bersedia disebutkan namanya, dengan alasan Telkom adalah perusahaan terbuka.
Saat dihubungi, Fajrin menolak berkomentar. “Sekarang saya masih aktif sebagai Presiden Bukalapak,” ujar alumni Institut Teknologi Bandung berusia 34 tahun itu.
Fajrin menjadi mendirikan Bukalapak bersama Ahmad Zaky. Ia menjadi presiden salah satu unicorn (perusahaan rintisan dengan valuasi minimal US$1 miliar) itu sejak 2018.
Bukalapak mengklaim menghimpun 5 juta pelapak daring dan lebih dari 3 juta pelapak luring (offline). Valuasi perusahaan itu pada tahun lalu diperkirakan US$2,5 miliar, dengan masuknya investor antara lain Emtek, GIC, Ant Financial, Naver, dan 500 Startups.
Fajrin sebelumnya bekerja di Boston Consulting Group. Dengan pengalamannya itu, Fajrin diperkirakan akan menjadi direktur yang mengurusi bisnis digital atau teknologi.
Baca Juga
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menolak menjawab pertanyaan soal ini. “Saya akan bicara setelah RUPS saja,” kata dia. Yang jelas, sebelumnya Erick menyatakan akan ada direktur Telkom berusia di bawah 40.
Pada perdagangan Rabu (17/6/2020), saham TLKM terkoreksi 0,31 persen menuju Rp3.190. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp316,01 triliun.
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), RUPST akan dilaksanakan melalui fasilitas e-proxy meski tetap dilakukan dengan pertemuan fisik dengan menerapkan protokol kesehatan.
Lebih lanjut, perseroan menyebutkan pemegang saham yang berhak hadir dalam RUPST tersebut adalah mereka yang tercatat sebagai daftar pemegang saham hingga penutupan pasar Rabu (27/5/2020).
Sebagai informasi, pada tahun lalu, Telkom memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp16,23 triliun. Angka tersebut setara dengan 90 persen dari laba bersih perseroan untuk tahun buku 2018 sebesar Rp18,03 triliun.
Emiten yang tercatat dalam indeks IDX High Dividen 20 tersebut memang konsisten membagikan rasio pembayaran dividen diatas 70 persen sepanjang tiga tahun terakhir.
Adapun, emiten berkode saham TLKM tersebut mencatatkan laba bersih Rp18,66 triliiun pada tahun 2019. Torehan tersebut tumbuh 3,5 persen dari capaian periode tahun sebelumnya.
Jika perseroan konsisten membagikan rasio pembayaran dividen sebesar 90 persen pada tahun ini, maka kemungkinan perseroan akan membagikan dividen tunai sekitar Rp16,8 triliun atau setara Rp169 per lembar saham.