Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Perkasa, Kinerja Emiten Belum Tentu Kembali Berjaya

Penguatan nilai tukar rupiah disebut memberikan manfaat kepada emiten di sektor farmasi, properti, konsumer, konstruksi, industri, dan manufaktur. Namun, pemulihan kinerja emiten pmasih akan dibayangi sejumlah sentimen negatif.
Karyawati menunjukan uang Rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Minggu (7/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menunjukan uang Rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Minggu (7/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Penguatan nilai tukar rupiah dalam beberapa perdagangan terakhir hingga menyentuh kisaran Rp13.000 per dolar AS, diyakini sedikit banyak membantu emiten mencetak kinerja yang lebih baik pada kuartal II/2020.

Untuk diketahui, nilai tukar rupiah berhasil membalikkan keadaan dari bergerak di level terendahnya sejak Juni 1998 di kisaran Rp16.000 per dolar AS pada Maret 2020, kini rupiah bergerak di kisaran level Rp13.000 per dolar AS.

Sepanjang kuartal II/2020 berjalan, rupiah telah bergerak menguat 14,84 persen dan parkir di level Rp13.890 per dolar AS pada perdagangan Selasa (9/6/2020). Hal itu pun berbanding terbalik dengan kinerja kuartal I/2020 yang melemah 17,49 persen.

Pelemahan itu pun telah membuat sejumlah laba bersih emiten pada kuartal I/2020 tergerus akibat pos rugi selisih kurs yang membengkak cukup signifikan.

Bahkan, terdapat emiten yang mengalami kenaikan kerugian selisih kurs hingga 2.502,9 persen sehingga laba bersih tergerus 88 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan bahwa dalam jangka menengah rupiah berpeluang menuju ke level Rp13.572,5 per dolar AS dan sedikit-banyak akan mempengaruhi kinerja emiten pada kuartal II/2020.

“Emiten farmasi, properti, konsumer, konstruksi, industri, dan manufaktur yang menggunakan bahan baku impor itu diuntungkan dengan penguatan rupiah,” ujar Nafan kepada Bisnis, Selasa (9/6/2020).

Kendati demikian, Nafan menilai pemulihan kinerja emiten pada kuartal ini masih dibayangi banyak sentimen penekan negatif, di antaranya penyebaran Covid-19 gelombang kedua yang dapat melemahkan ekonomi global dan dalam negeri, tingkat daya beli dalam negeri yang rendah, dan masih rendahnya Foreign Direct Investment (FDI).

Kepala Riset PT Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan secara umum penguatan rupiah memang berdampak positif terhadap kinerja emiten. Namun, dia mengingatkan apresiasi rupiah tidak serta merta membuat kinerja emiten berubah positif jika ditinjau dari sisi biaya produksi yang lebih rendah. 

Hal itu disebabkan kondisi saat ini, dengan pembatasan operasional untuk meredam penyebaran Covid-19, sehingga kinerja penjualan pun diyakini tidak secemerlang biasanya.

Hanya emiten yang memiliki tingkat kerentanan rendah terhadap pandemi Covid-19, seperti sektor konsumer dan farmasi, diyakini yang dapat memanfaatkan momentum menguatnya rupiah untuk mencetak kinerja keuangan cukup baik pada kuartal II/2020.

“Karena percuma jika harga bahan baku sudah rendah, tapi kinerja penjualan tetap rendah karena pembatasan sosial dan sebagainya akibat Covid-19,” ujar Suria saat dihubungi Bisnis, Selasa (9/6/2020).

Dia pun merekomendasikan saham PT Indofood CBP Sukses Tbk. ( ICBP) dan PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) di antara saham sektor konsumen dan farmasi yang diyakini dapat mendapatkan keuntungan dari menguatnya rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper