Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara Acuan (HBA) Melorot, PTBA Pangkas Porsi DMO

Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Hadis Surya mengatakan harga HBA yang cenderung menurun cukup berdampak bagi perseroan.
Aktivitas penambangan batu bara PT Bukit Asam (Persero) Tbk di Tanjung Enim, Sumatra Selatan/Bloomberg-Dadang Tri
Aktivitas penambangan batu bara PT Bukit Asam (Persero) Tbk di Tanjung Enim, Sumatra Selatan/Bloomberg-Dadang Tri

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pelat merah PT Bukit Asam Tbk. berencana mengurangi pasokan batu bara untuk domestic market obligations (DMO) sebesar 10 persen.

Mulanya emiten berkode saham PTBA itu berencana memasok batu bara untuk pasar domestik sebesar 60 persen dari total produksi yang mencapai 30 juta ton. Akan tetapi, harga batu bara acuan (HBA) yang diputuskan oleh Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) kerap menurun..

Pada Juni, pemerintah menurunkan HBA sebesar 13 persen dari posisi US$61,11 per ton pada Mei 2020 menjadi US$52,98 per ton. Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Hadis Surya mengatakan harga HBA yang cenderung menurun cukup berdampak bagi perseroan.

Menurutnya hal itu menunjukkan adanya pelemahan penyerapan batubara dalam negeri. PTBA pun berusaha melakukan terobosan dengan mencari pasar ekspor lain untuk menjaga performa PTBA.

"Ini mempengaruhi produksi batubara untuk pasokan khusus DMO, di mana ada penurunan kurang lebih 10 persen dari yang direncanakan untuk DMO. Namun, secara proporsi pemenuhan DMO, PTBA tetap mengacu kepada ketentuan Kementerian ESDM, di mana minimal 25 persen dari total produksi untuk pasokan DMO," katanya kepada Bisnis pada Selasa (9/6/2020).

Hadis menambahkan secara total, PTBA berharap dapat memenuhi DMO minimal 50 persen dari total batubara yang dijual perusahaan pada tahun ini.

Dalam fase volatilitas harga batu dan kecenderungan berkurangnya permintaan pasokan batu bara, PTBA akan melakukan efisiensi. Hadis mengatakan hal itu terjadi semua lini bisnis bahkan dari sisi operasional PTBA juga melakukan upaya penurunan harga pokok produksi (HPP).

"Pengurangan HPP melalui penerapan optimasi biaya jasa penambangan dengan menekan stripping ratio dan jarak angkut yang paling optimal, optimasi jam jalan alat dan penghematan BBM," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper