Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Asing Cenderung Kembali Masuk ke Bursa Efek Indonesia

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia pada periode 2—5 Juni 2020, investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp3,03 triliun. Sejak awal tahun, investor asing masih mencatatkan jual bersih (net sell ) senilai Rp7,79 triliun.
Pengunjung memotret layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (27/7/2020). Bisnis/Abdurachman
Pengunjung memotret layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (27/7/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA –I nvestor asing terpantau mulai kembali masuk ke pasar saham Indonesia pada awal Juni 2020. Kenormalan baru yang diharapkan dapat menggairahkan perekonomian domestik disebut menjadi salah satu daya tarik pasar modal Tanah Air.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia pada periode 2—5 Juni 2020, investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp3,03 triliun. Sejak awal tahun, investor asing masih mencatatkan jual bersih (net sell ) senilai Rp7,79 triliun.

Posisi IHSG pun mulai membaik. Pada perdagangan Senin (6/8/2020) pukul 14.30 WIB, IHSG reli 2,22% ke level 5.057. Sejak awal tahun, IHSG masih tergerus 19,70%.

Hariyanto Wijaya, Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menjelaskan bahwa perekonomian yang akan kembali dibuka menjadi katalis masuknya aliran modal asing ke pasar saham pada awal bulan ini.

Adapun, aktivitas manufaktur Indonesia yang terkontraksi selama tiga bulan berturut-turut pada Maret—Mei diharapkan kembali pulih ke mode ekspansi pada bulan ini.

“Dengan PSBB yang akan dicabut secepatnya, kami perkirakan aktivitas produksi akan kembali on track. Hal ini seharusnya dapat mendorong masuknya aliran modal asing [inflow] ke pasar saham Indonesia bulan ini,” tulis Hariyanto dalam riset terbarunya, Senin (8/6/2020).

Hariyanto menunjukkan bahwa investor asing telah mencatatkan net buy senilai US$552 juta pada Mei. Posisi ini membawa pasar modal Indonesia menjadi lebih baik ketimbang negara-negara tetangganya.

Kendati demikian, apabila mengecualikan aksi divestasi saham PT Bank Permata Tbk. (BNLI) oleh Bangkok Bank, tercatat net sell di pasar saham Indonesia senilai US$588 juta atau hampir serupa seperti bulan sebelumnya.

Menurut Hariyanto, investor saat ini masih dalam mode risk-off terhadap aset saham di Indonesia pada Mei 2020 menyusul laporan data ekonomi dan kinerja emiten yang tak begitu baik.

“Akan tetapi, kami menyadari tren inflow baru-baru ini mulai terjadi di Indonesia dan negara tetangga,” tulis Hariyanto.

Adapun, kurva kasus Covid-19 di Indonesia memang belum menurun. Mengingat kapasitas tes Covid-19 di Indonesia yang masih tergolong rendah di dunia, masih ada kemungkinan beberapa kasus yang tak terdata. Hal ini pun dapat menjadi risiko terhadap aktivitas ekonomi yang siap dibuka, apalagi bila pemerintah tak begitu siap menanganinya.

Tabel Aliran Modal Asing di Bursa Efek Indonesia

Tanggal

Foreign Buy (Sell) (Rp miliar)

2 Juni 2020

872,23

3 Juni 2020

1.507,10

4 Juni 2020

980,66

5 Juni 2020

(50,99)

Sumber: Bursa Efek Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper