Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wijaya Karya (WIKA) Raih Kontrak Baru 2,83 Triliun, Total Kontrak Rp80,6 Triliun

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya menjelaskan bahwa perolehan kontrak sampai dengan April mayoritas dikontribusi oleh segmen sektor industri.
Susana Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2019 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.  di Jakarta, Senin (8/6/2020). RUPS berlangsung dengan menerapkan protokol menjaga jarak fisik. /wika
Susana Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2019 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. di Jakarta, Senin (8/6/2020). RUPS berlangsung dengan menerapkan protokol menjaga jarak fisik. /wika

Bisnis.com, JAKARTA – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. mencatatkan nilai kontrak baru (NKB) sebesar Rp2,83 triliun sepanjang Januari—April 2020.

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya menjelaskan bahwa perolehan kontrak sampai dengan April mayoritas dikontribusi oleh segmen sektor industri.

Kontributor terbesar kedua adalah segmen infrastruktur dan gedung. Selain itu, perolehan kontrak juga disumbang oleh sektor properti, dan sektor energi dan lahan industri.

“Dengan kontrak baru tersebut, kami memiliki kontrak dihadapi [orderbook] sebesar Rp80,68 triliun. Hal menjadi tanggung jawab kami untuk bisa menjawab kepercayaan yang diberikan oleh publik dengan strategi yang tepat,” katanya melalui siaran pers, Senin (8/6/2020).

Sementara itu, dari segi kepemilikan proyek, mayoritas dari kontrak baru tersebut berasal dari swasta. Mahendra menyatakan, kontributor terbesar selanjutnya adalah pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Meski begitu, perolehan kontrak Wijaya Karya sepanjang 4 bulan pertama tahun ini tercatat lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sepanjang Januari—April 2019, emiten berkode saham WIKA ini membukukan kontrak sebesar Rp10,95 triliun. Artinya, terjadi penurunan sekitar 74 persen secara tahunan.

Pada tahun ini perseroan menargetkan kontrak baru sebesar Rp65 triliun. Target ini meningkat dibandingkan realisasi pencapaian kontrak baru pada tahun lalu yang mencapai Rp42,1 triliun.

Perlambatan perolehan kontrak baru ini tak lain disebabkan oleh dampak dari Covid-19. Beberapa proses tender mengalami penundaan seiring dengan banyaknya pemberi kerja di sektor konstruksi yang ikut terkena imbas pandemi.

Perseroan telah mengisyaratkan akan melakukan perubahan target kontrak untuk tahun ini. Perseroan telah menyiapkan analisis dampak Covid-19 yang terbagi ke dalam tiga skema, yakni ringan, moderat, dan berat..

Dalam kondisi ringan perseroan memperkirakan perolehan kontrak baru akan mencapai 55 persen—60 persen dari target. Adapun dalam kondisi moderat perolehan kontrak diperkirakan hanya 45 persen—50 persen.

Sementara itu untuk skenario terburuk, dampak berat Covid-2019 diperkirakan akan membuat perseroan hanya mampu memperoleh kontrak baru sebesar 20 persen—25 persen dari target awal tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper