Bisnis.com, JAKARTA – Perombakan pemimpin emiten Badan Usaha Milik Negara di sektor konstruksi kembali terjadi. Kali ini Tumiyana terdepak dari posisi kursi Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Hal tersebut diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2019 yang digelar di Jakarta, pada hari ini, Senin (8/6/2020). Perubahan susunan direksi dan komisaris menjadi salah satu agenda pembahasan.
Pemegang saham memutuskan mencopot Tumiyana dari posisi Direktur Utama. Posisinya kemudian digantikan oleh Agung Budi Waskito yang sebelumnya menduduki posisi Direktur Operasional I.
Karier Agung di WIKA terbilang moncer. Pria kelahiran Boyolali 17 Juli 1971 itu menjabat posisi General Manager pada 2016 di Departemen Pemasaran WIKA. Dua tahun berselang Agung sudah didapuk menjadi direktur operasional.
Direktur Utama Wijaya Karya (WIKA) Agung Budi Waskito./wika
Pemegang saham juga mengangkat lima direksi baru, yakni Rudi Hartono (Direktur QHSE), Hananto Aji (Direktur Operasi I), Harum Akhmad Zuhdi (Direktur Operasi II), Sugeng Rochadi (Direktur Operasi III), dan Mursyid (Direktur Human Capital dan Pengembangan). Sementara itu, Ade Wahyu tetap dipercaya menjadi Direktur Keuangan.
Rudi Hartono yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur PT Wika Bangunan Gedung Tbk. menggantikan Danu Prijambodo. Sementara itu, Hananto Aji yang mengisi kursi Direktur Operasional I, sebelumnya menjabat sebagai General Manager Divisi Sinergi Bisnis PT Wijaya Karya Beton Tbk.
Sementara itu, Harum Akhmad Zuhdi menggantikan Bambang Pramujo. Dia sebelumnya berposisi sebagai GM Departemen Power Plant & Energy di Wijaya Karya.
Sugeng Rochadi mengisi posisi yang ditinggalkan Destiawan Soewardjono yang promosi menjadi Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Dia sebelumnya menjabat posisi dengan nomenklatur yang sama di PT Hutama Karya (Persero).
Sementara itu, Mursyid menggantikan posisi yang sebelumnya diemban Novel Arsyad. Dia tercatat sebagai Direktur Wijaya Karya Beton. Sementara itu, Novel naik jabatan menjadi Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk.
Baca Juga : Empat BUMN Karya Kini Dipimpin Eks Wijaya Karya |
---|
Selain itu, hasil RUPS juga memutuskan untuk mengangkat Jarot Widyoko sebagai komisaris utama. Jarot adalah Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR. Selain itu, Adityawarman, mantan Direktur PT Jasa Marga (Persero) Tbk. juga ditunjuk sebagai komisaris.
Dalam catatan Bisnis, penunjukkan Jarot sebagai komisaris utama adalah sebuah konsistensi. Selama lebih dari lima tahun selalu dihuni oleh Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Sebelum Jarot, posisi komisaris utama ditempati Imam Santoso. Imam merupakan Dirjen SDA Kementerian PUPR hingga 2018.
Sebelum Imam, pejabat PUPR yang menempati posisi komisaris adalah Mudjiadi. Dia menjabat hingga April 2017 sebelum digantikan oleh Imam. Seperti Imam, Mudjiadi juga menjabat Dirjen SDA saat menempati posisi komisaris di WIKA.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono juga pernah menjadi komisaris WIKA saat dirinya mengemban tugas sebagai Dirjen SDA Kementerian PUPR. Setelah dilantik menjadi Menteri PUPR pada akhir 2014, posisi Basuki di WIKA digantikan Mudjiadi.