Bisnis.com, JAKARTA – PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk. (TAMU) hingga saat ini belum menyerahkan laporan keuangan tahunan untuk 2019.
Menurut Corporate Secretary TAMU Leo A Tangkilisan, saat ini laporan keuangan perusahaan periode 31 Desember 2019 masih dalam tahap finalisasi audit.
“Saat ini sedang audit tahap akhir. Secepatnya akan kami serahkan ke Bursa Efek Indonesia (BEI),” katanya dalam public expose insidentil perusahaan secara online pada Senin (8/6/2020).
Leo melanjutkan, perseroan pada 2019 berhasil mencatatkan pendapatan di kisaran US$15,5 juta. Jumlah tersebut naik 1,8 persen dibandingkan dengan perolehan tahun 2018 sebesar US$14,2 juta.
Kendati demikian, Leo menuturkan perusahaannya masih akan menanggung rugi komprehensif di angka US$7,5 juta. Hal ini karena naiknya sejumlah beban biaya operasional armada kapal yang dimiliki perusahaan.
“Biaya perbaikan dan pemeliharaan kapal mengalami kenaikan. Selain itu, kami juga menghitung adanya kenaikan biaya depresiasi kapal-kapal,” ujarnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Perseroan juga telah mengambil sejumlah langkah guna mempertahankan kelangsungan usaha saat ini. Pertama, meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan secara maksimal. Kedua, memprioritaskan standar keamanan tertinggi, baik itu di kapal maupun di kantor Perseroan
Ketiga, bekerja secara efisien dan efektif. Selanjutnya, perusahaan juga meningkatkan keterampilan personil kapal dan manajemen perusahaan untuk keselamatan kerja sehingga menciptakan perilaku kerja yang aman, sehat dan ramah lingkungan.
Pada tahun 2020, TAMU telah mendapatkan satu kontrak kerja baru. Berdasarkan keterangan dari keterbukaan informasi di laman IDX, TAMU ditunjuk sebagai pemenang Pekerjaan Labuh FSO Cinta Natomas Periode 2 pada Januari 2020 lalu.
Nilai kontrak yang disepakati dalam kerja sama tersebut adalah sebesar Rp24,775 miliar dengan jangka waktu perjanjian selama 780 hari kalender.
Pada 2019 lalu, TAMU juga mendapat beberapa kontrak baru, seperti perpanjangan kontrak kapal Petroleum Excelsior sebesar Rp216 miliar untuk empat tahun ke depan. TAMU bersama konsorsium juga memenangkan tender senilai Rp1,4 triliun berjangka waktu empat tahun.
Kontrak tersebut diperoleh dari PT Pertamina Hulu Energi OSES untuk lingkup pekerjaan rental workover barge with pedestal crane services. Kontrak dimulai pada 19 Desember 2019 lalu dan akan berakhir pada 31 Januari 2024.