Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Indofood CBP (ICBP) Rela Rogoh Kocek Puluhan Triliun Demi Pinehill

Grup Pinehill disebut memiliki 12 fasilitas pabrik dengan total kapasitas produksi sekitar 10 miliar bungkus. Wilayah operasi Pinehill juga merupakan negara dengan potensi pertumbuhan yang menjanjikan dengan pangsa pasar 850 juta jiwa.
Indomie/Ilustrasi-indofood.com
Indomie/Ilustrasi-indofood.com

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konsumer PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) semakin yakin dengan niatnya untuk mencaplok Pinehill Company Limited (PCL) atau Grup Pinehill.

Produsen Indomie tersebut menyatakan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk mendapatkan persetujuan pemegang saham atas inisiasinya tersebut.

Sebenarnya, bagaimana sepak terjang Pinehill Group? Apakah wajar Indofood CBP merogoh kocek US$2,99 miliar atau Rp41,67 triliun (asumsi kurs US$1/Rp13.901) yang mayoritas dibiayai oleh utang jangka panjang bank?

Melalui informasi kepada pemegang saham mengenai rencana akuisisi yang disampaikan perseroan melalui harian Bisnis Indonesia, edisi Senin (8/6/2020), Indofood CBP menyatakan harga pembelian ditentukan berdasarkan negosiasi wajar (arm’s length) antara Perseroan dengan para penjual dengan ketentuan komersial yang wajar.

Kegiatan usaha Grup Pinehill bergerak di bidang pembuatan dan penjualan mi instan, terutama di 8 negara. "Apabila diurutkan berdasarkan skala kepentingan, pasar utama dari grup target adalah Arab Saudi, Nigeria, Mesir, Turki, Serbia, Ghana, Maroko dan Kenya, dengan total jumlah populasi sekitar 550 juta penduduk,” tulis manajemen dalam keterangannya, Senin (8/6/2020).

Grup Pinehill memiliki 12 fasilitas pabrik dengan total jumlah kapasitas produksi sekitar 10 miliar bungkus. Pasar tujuannya saat ini masih pada tahap awal pertumbuhan baik dalam segi volume penjualan maupun dalam tingkat keuntungan. 

KINERJA KEUANGAN

Untuk diketahui, berdasarkan laporan keuangan konsolidasian per 31 Desember 2019, Indofood CBP mencatatkan total penjualan konsolidasi sebesar Rp42,3 triliun. Emiten berkode saham ICBP tersebut juga membukukan laba sebelum beban pajak penghasilan senilai Rp7,44 triliun pada tahun 2019.

Adapun, penjualan Grup Pinehill pada tahun 2019 adalah sekitar US$533,5 juta atau Rp7,42 triliun, berkisar 17,53 persen dari total penjualan konsolidasi Indofood CBP, sementara laba sebelum pajak grup Pinehill adalah sekitar US$125 juta atau Rp1,74 triliun, sebanding dengan 23,36 persen dari laba sebelum pajak perseroan.

 

Per 31 Desember 2019, total nilai ekuitas konsolidasi dari Grup Pinehill adalah sekitar US$246,3 juta atau Rp3,42 triliun, saldo kas dan setara kas berjumlah US$67,5 juta atau Rp938,32 miliar, dan tidak memiliki pinjaman bank.

Berdasarkan pertumbuhan historis dan potensi tingkat pertumbuhan, total jumlah populasi jika memperhitungkan negara-negara di sekitar pasar inti yang sedang berkembang bisa saja menembus angka 885 juta, dimana saat ini rata-rata konsumsi mi instan per kapita kurang dari seperempat tingkat konsumsi per kapita produk mi instan perseroan di Indonesia.

Perseroan menyebutkan potensi kenaikan margin keuntungan yang signifikan yang dikarenakan pertumbuhan permintaan untuk varian baru serta produk dengan nilai tambah. Ditambah lagi, perseroan mempertimbangkan posisi pasar yang kuat pada pasar dimana Grup Pinehill beroperasi.

Indofood CBP memberikan catatan bahwa price-to-earning ratio atau PE dari 11 perusahaan tercatat sebagai pembanding yang terdiri dari 6 perusahaan di Afrika dan Timur Tengah, dan 5 perusahaan di Asia Tenggara, yang bergerak di bidang produksi makanan di negaranya masing-masing dan memiliki karakteristik yang sejenis dengan Grup Pinehill.

“Berdasarkan data yang diambil dari Bloomberg L.P., pada tanggal 31 Desember 2019, nilai rata-rata dan angka median rasio PE dari perusahaan pembanding tersebut masing-masing dan berturut-turut adalah sebesar 23,5 kali dan 23 kali,” sambung manajemen.

Keuntungan yang dijamin seperti yang diuraikan oleh manajemen sehubungan dengan periode yang dijamin dengan perhitungan rasio PE sebesar 23 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper