Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Kehabisan Tenaga Untuk Reli, TLKM dan BBCA Dilego Asing

IHSG diprediksi masih akan bergerak volatil hingga mendatang sentimen yang mampu mendukung penguatan. Pembukaan kembali ekonomi diyakini dapat memulihkan kondisi tetapi risiko masih tetap tinggi
Pegawai melintas di depan layar monitor perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (3/6/2020). Bisnis/Abdurachman
Pegawai melintas di depan layar monitor perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (3/6/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG anjlok pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (5/6/2020), setelah mengalami reli cukup kuat dalam beberapa perdagangan terakhir.

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 09.39 WIB IHSG terkoreksi 1,18 persen atau turun 58,02 poin ke level 4.858,68. 

Pada penutupan perdagangan kemarin, Kamis (4/6/2020), parkir di zona merah dengan melemah 0,49 persen atau 24,302 poin ke level 4.916,704.Koreksi itu mengakhiri rentetan penguatan indeks dalam enam hari terakhir.

IHSG sempat menguat menembus level resistance 5.014,764 pada pembukaan, Kamis (4/6/2020). Namun, laju indeks terjun ke zona merah pada sesi kedua.

Pada perdagangan kali ini, investor asing tampak melakukan jual saham TLKM sebesar Rp66,5 miliar, sehingga saham emiten telekomunikasi itu terkorek si 1,82 persen ke level Rp3.240.

Selain itu, BBCA juga tampak menjadi target aksi jual investor asing sebesar Rp28,4 miliar sehingga sahamnya turun 1,9 persen ke level Rp28.400. Adapun, total transaksi asing saat ini mencatatkan net sell Rp12.905 miliar.

Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali penopang pergerakan IHSG dalam beberapa terakhir yakni aliran modal masuk investor asing. Dana itu cukup mencapai lebih dari Rp500 miliar per hari.

“Untuk penurunan, saya melihat memang ada pengaruh perpanjangan pembatasan sosial berskala besar [PSBB] tapi yang dominan adalah hingga saat ini investor masih terus menimbang pemulihan ekonomi setelah dibukanya kembali ekonomi secara global,” tuturnya.

Investor, lanjut dia, masih mengkhawatirkan bahwa ekonomi tidak akan pulih secara cepat atau dalam jangka 1 tahun. Beberapa data ekonomi di seluruh dunia masih disoroti dan saat ini belum terlihat membaik.

“Tentunya bila terjadi perbedaan jauh antara harga saham dan kinerja di sektor riil maka perlu dipertanyakan apakah peningkatan tersebut sejalan dengan pemulihan sektor riilnya,” paparnya.

Frederik memprediksi IHSG masih akan volatil hingga data fundamental dapat mendukung peningkatan. Pembukaan kembali ekonomi diyakini dapat memulihkan kondisi tetapi risiko masih tetap tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper