Bisnis.com,JAKARTA— PT Bursa Efek Indonesia memindahkan empat emiten dari papan pengembangan ke papan utama akhir pekan lalu. Saham-saham tersebut dinilai masih menarik untuk dikoleksi sejalan dengan prospek yang dimiliki.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan daftar perusahaan tercatat yang mengalami perpindahan papan dari pengembangan ke papan utama terhitung mulai, Jumat (29/5/2020). Empat emiten tersebut yakni PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN), PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC), PT MNC Studios International Tbk. (MSIN), dan PT Phapros Tbk. (PEHA).
Sebagai catatan, terdapat beberapa kriteria agar emiten dapat masuk ke dalam papan utama di BEI. Persyaratan itu antara lain operasional di bisnis inti yang sama dengan kurun waktu minimal 3 tahun terakhir, membukukan laba pada 1 tahun terakhir, laporan keuangan audit minimal 3 tahun terakhir, dan opini laporan keuangan wajar tanpa syarat dalam 2 tahun terakhir.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menilai empat emiten itu memiliki kinerja yang cukup baik sepanjang 2019. Keempatnya menurutnya sama-sama memiliki prospek ke depan.
“Sama-sama memiliki prospek namun, berbeda situasinya,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (3/6/2020).
Reza mencontohkan IPCC dengan hak monopoli sebagai tempat penampungan sementara (TPS) kendaraan yang akan dari atau ke luar Pelabuhan Tanjung Priok. Perseroan akan diuntungkan dengan meningkatnya pertumbuhan kendaraan.
Baca Juga
“Akan tetapi, ketika kondisi seperti saat ini pabrikan otomotif mengurangai produksi dan pengantaran logistiknya, maka cukup berpengaruh pada layanan di IPCC,” jelasnya.
Selanjutnya, dia menyebut BFIN memiliki pembiayaan lebih banyak di sektor otomotif. Dengan meningkatnya permintaan kendaraan, perseroan memiliki peluang yang sangat bagus untuk meningkatkan pangsa pasar serta mempertahankan loyalitas konsumennya.
“Apalagi jika perseroan mampu bekerja sama dengan lebih banyak diler maka ini akan menguntungkan. Akan tetapi, dalam kondisi saat ini cukup mengkhawatirkan bila arus pembiayaan dan arus kolektibilitas pembayaran angsuran kendaraan tersendat yang mana dapat berimbas negatif pada kinerja BFIN,” tuturnya.
Sementara itu, Reza menyebut MSIN masih memiliki prospek yang menarik. Hal itu sejalan dengan masih banyaknya masyarakat yang menonton televisi sehingga memberikan peluang kepada perseroan untuk dapat memproduksi acara sendiri yang berkualitas, mudah diterima masyarakat, serta variatif dan inovatif.
“Kerja sama dengan sejumlah pihak penyedia konten turut dapat berimbas positif pada prospek ke depannya,” imbuhnya.
Adapun, PEHA dinilai memiliki keuntungan dengan kian meningkatnya kesadaran dari masyarakat untuk hidup sehat dan bersih. Kendati demikian, perseroan menghadapi persaingan dengan perusahaan sejenis yang mungkin menawarkan produk kesehatan dengan harga lebih terjangkau.
Di lain pihak, Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta menjadikan saham IPCC sebagai pilihan di antara empat emiten yang baru naik kelas ke papan utama. Pihaknya merekomendasikan maintain buy.
“Valuasi IPCC masih murah, saat ini price earning ratio (PER) IPCC masih 4,92 kali,” jelasnya.
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan harga saham empat penghuni baru papan utama itu bervariatif dalam sebulan terakhir. IPCC dan PEHA masing-masing mampu menguat 18,00 persen dan 4,62 persen.
Adapun, hasil berbeda untuk pergerakan saham BFIN dan MSIN dalam sebulan terakhir karena keduanya kompak terkoreksi masing-masing 5,49 persen dan 4,62 persen dalam satu bulan terakhir.