Bisnis.com, JAKARTA — Perbaikan rerata harga jual, pemulihan permintaan, serta upaya menahan kenaikan beban membuat PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. diprediksi masih mampu membukukan kenaikan laba bersih hingga dua digit pada 2020.
Emiten bersandi saham CPIN itu mencetak penjualan Rp13,88 triliun pada kuartal I/2020. Realisasi itu turun 3,91 persen secara year on year (yoy) dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp14,45 triliun.
Kendati demikian, perseroan masih mampu mengantongi laba bersih Rp922,25 miliar per 31 Maret 2020. Pencapaian itu tumbuh 13,64 dari Rp811,53 miliar pada kuartal I/2019.
Dalam riset yang dipublikasikan melalui Bloomberg, Analis Reliance Sekuritas Anissa Septiwijaya menilai CPIN masih mampu menjaga margin keuntungan di tengah penyebaran pandemi Covid-19 di dalam negeri. Pasalnya, emiten perunggasan itu masih mampu membukukan kinerja laba bersih yang positif.
Penurunan pendapatan CPIN pada kuartal I/2020 menurutnya akibat turunnya volume penjualan dan rerata harga jual. Namun, perseroan mampu menekan beban pokok penjualan, sehingga gross profit margin (GPM) naik ke level 14,0 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan 11,9 persen pada kuartal I/2019.
Di sisi lain, Anissa mencatat laba usaha atau EBIT dari divisi broiler masih merugi Rp416,2 miliar pada kuartal I/2020. Kondisi itu akibat dari rerata harga jual dan volume penjualan yang lebih rendah.
Baca Juga
Kendati demikian, saat ini harga broiler di tingkat peternak sudah mulai mengalami perbaikan di kisaran Rp20.000 hingga Rp21.000 per kilogram (kg). Dengan demikian, Reliance Sekuritas memproyeksikan kinerja segmen broiler akan lebih baik pada kuartal II/2020 didukung oleh kombinasi peningkatan permintaan dan pasokan yang lebih rendah.
Sementara itu, Anissa menyebut segmen ayam olahan memiliki peluang yang positif meski kontribusinya hanya sekitar 10 persen. Namun, catatan kinerja cukup memuaskan pada kuartal I/2020 dengan tumbuh 24,6 persen secara year on year (yoy).
“Perkembangan bisnis segmen ayam olahan yang setiap tahunnya positif dapat berpeluang memberikan kontribusi lebih besar kepada total pendapatan,” ujarnya dalam riset yang dikutip, Rabu (3/6/2020).
Anissa menaikkan proyeksi pertumbuhan laba bersih CPIN menjadi 19 persen pada 2020. Estimasi itu menurutnya didukung perbaikan rerata harga jual, pemulihan permintaan, serta upaya perseroan untuk menahan kenaikan beban.
“Di sisi lain, intervensi pemerintah untuk terus menstabilkan suplai di pasar juga turut mendukung kinerja industri ini,” jelasnya.
Di tengah kondisi saat ini, Reliance Sekuritas merekomendasikan underweight untuk saham CPIN. Target harga perseroan berada di level Rp5.100.
Berdasarkan data Bloomberg, harga saham CPIN menguat 6,90 persen ke level Rp6.200 pada akhir sesi pertama, Rabu (3/6/2020). Dalam sebulan terakhir, laju produsen unggas itu telah menguat 44,19 persen.